Para Ibu Wajib Ingat, 6 Cara Utama Cegah Stunting

Gerakan Nasional Indonesia Bebas Stunting 2030
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Stunting masih menjadi salah satu permasalahan pada anak yang ada di Tanah Air. Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Kementerian Sosial Republik Indonesia terus berupaya maksimal dalam penanganan pencegahan stunting yang ada di Indonesia.

Sejalan dengan itu, kolaborasi antar kementerian juga dilakukan untuk mencegah stunting. Apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam cegah stunting? Berikut rangkumannya.

Penyuluhan Sosial
Melalui badan pendidikan penelitian dan Penyuluhan sosial (BP3S) dalam penguatan kapasitas Sumberdaya manusia (SDM) dilakukan penanganan stunting atau tumbuh pendek pada anak, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.

"Kontribusi nyata yang bisa dilakukan pensosmas dalam keikutsertaannya mengatasi permasalahan sosial yang amat krusial ini adalah melakukan penyuluhan sosial prioritas terkait penanganan dan pencegahan stunting ini," kata Kepala BP3S Syahabuddin, dalam keterangan persnya.

Menurutnya, Partisipasi sosial dalam pencegahan  di lingkup terkecil seperti desa, dusun, RW, bahkan lingkup RT akan mampu menciptakan basis pencegahan stunting dari lingkungan terdekat.

Dalam kegiatan ini juga hadir anggota Komisi VIII DPR RI, Samsu Niang. Anggota Komisi VIII dari fraksi PDIP ini menyampaikan jika pensosmas penyambung lidah pemerintah dilapangan.

"Saya kira pensosmas ini menjadi penyambung lidah pemerintah dalam rangka amanah dari konstitusi terutama masalah masalah sosial yang ada dilapangan," ungkapnya.

Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan RI, tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.

Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

Beri ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.

Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

Dampingi ASI Eksklusif dengan makanan sehat (Makanan Pendamping ASI)
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.

WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak.

Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.

Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.