Dr Zaidul Akbar: Makan Mi Instan Menzolimi Diri Sendiri

Ilustrasi mi instan.
Sumber :
  • Freepik/wirestock

VIVA – Siapa yang tidak menyukai mi instan? Meski sudah mengetahui mi instan bukanlah makanan sehat, tapi kita tetap menyantapnya. Rasanya yang lezat, harganya yang murah dan tidak butuh waktu lama untuk memasaknya, menjadi alasan mengapa mi instan kian digemari. 

Padahal tentu saja, sudah menjadi rahasia umum bahwa makanan tinggi garam ini sangatlah tidak sehat. Dokter sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar pun mengatakan demikian. 

"Mi instan sehat gak? Tidak sehat. Kenapa dimakan? Kalau dimakan terus-menerus lama-lama jadi masalah gak? Bikin penyakit gak?" tanya dokter Zaidul Akbar pada jamaahnya, dikutip VIVA dari video yang diunggah di Instagram @jurussehatrasulullah_, Selasa 25 Mei 2021. 

Bahkan, Zaidul mengatakan, mengonsumsi makanan tidak sehat termasuk mi instan, sama saja seperti menzolimi diri sendiri. 

"Namanya apa itu kalau sudah ngerti gak sehat, dimakan, dan akhirnya badannya bermasalah, namanya zolim. Sudah gak sehat dimakan, zolim namanya. Ya, kan? Apalagi kata yang lebih tepat untuk itu," kata dia. 

Zaidul paham betul, mungkin tidak ada orang yang tidak pernah makan mi instan. Padahal, makanan satu itu sangatlah tidak sehat. 

"Mungkin di sini tidak ada satu pun lidahnya yang tidak terkena micin. Tidak mungkin yang tidak pernah kena mi instan. Dan mi instan kalau boleh saya katakan makanan yang sangat-sangat tidak sehat," terang dia. 

Lebih lanjut, penggagas Jurus Sehat Rasulullah itu mengibaratkan konsumsi mi instan sama dengan alkohol dan narkoba. Yang sama-sama bikin kecanduan. 

"Jadi makanan itu, demikian juga alkohol atau pun narkoba, maka makanan juga bisa memberikan kecanduan," pungkas dia. 

"Saya gak tahu di Pontianak ini, tapi sekarang di Jakarta, Bekasi, daftar haji itu sekitar 15 tahunan. Banyak yang daftar haji di sana kalau berangkat 2029, karena gak mau jaga makan, jaga minum, karena gak mau jaga hal-hal sehari-hari. Dia akhirnya waktu jatah hajinya tiba gak jadi berangkat, gara-gara gagal ginjal, darah tinggi, segala macem. Nyeseknya minta ampun," kata dia yang saat itu sedang memberikan kajian di Pontianak, Kalimantan Barat. 

Zaidul turut mengingatkan, ibadah yang dikerjakan dengan sempurna, maka pahalanya juga akan sempurna. 

"Kalau kita gak mau jaga badan kita dan akhirnya menyebabkan tulang-tulang kita bermasalah lalu akhirnya salatnya duduk, maka pahala salat duduk setengah salat berdiri. Gak mau jaga badannya, akhirnya apa, duduk gak bisa akhirnya tiduran. Pahala salat berbaring, setengah pahala salat duduk. Sayang," tuturnya. 

Oleh karena itu, Zaidul Akbar mengatakan, bagi seorang Muslim, menjalani hidup sehat itu bukanlah lifestyle. Melainkan bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT. 

"Sehingga nanti per waktu Anda mengonsumsi yang sehat dan diniatkan, 'Ya Allah aku meminum madu ini karena Engkau, agar badanku lebih sehat, agar aku bisa membaca Quran lebih baik, agar aku bisa bangun malam. Maka meminum madu pun dapat pahala," imbuh dr. Zaidul Akbar.