Hidup di Jakarta Picu Kegemukan, Kok Bisa?
- U-Report
VIVA – Tak dipungkiri, kehidupan di Ibukota sangat terasa berbeda dengan daerah lainnya. Termasuk mengenai pola hidup dan asupan yang dapat memicu kegemukan hingga obesitas. Kok bisa?
Ibukota Jakarta menjadi pusat perekonomian dan berbagai aktivitas dijalankan oleh masyarakat. Tak heran, banyak masyarakat dari berbagai daerah rela mengadu nasib dan menetap di kota metropolitan ini.
Kehidupan masyarakat perkotaan yang sarat dengan berbagai hal instan, juga melingkupi asupan makanannya. Bahkan, menurut penelitian, hidup di Jakarta itu berisiko akan kegemukan yang mengintai.
Menurut perwakilan Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), dr. Dicky L. Tahapary, SpPD -KEMD, PhD, data tersebut telah terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh banyak pakar. Beberapa penelitian melihat lingkar perut orang yang hidup di Jakarta lebih besar dibanding di Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Terkait orang di Jakarta lebih mudah obesitas, kita bandingkan yang di Flores dan di Jakarta. Di Jakarta, lingkar perutnya nambah setengah senti tiap tahun," tutur Dicky, dalam acara virtual bersama Kementerian Kesehatan.
Berkaitan dengan penambahan itu, berat badan pun terus meningkat pada orang yang hidup di Jakarta. Penelitian lainnya, melihat perbandingan pada mahasiswa di Universitas Indonesia yang menetap di Jakarta.
"Peneltiian di mahasiswa UI yang asal dari kota kecil pindah ke Jakarta, lingkar perutnya juga bertambah saat pindah," kata Dicky.
Faktor penyebabnya masih diteliti oleh tim HISOBI. Kendati demikian, salah satu penyebab yang telah diketahui dan terdeteksi adalah asupan karbohidrat.
"Konsumsi karbohdirat cukup banyak selama di Jakarta. Faktor stres mungkin juga berkontribusi, tapi kita belum analisis," ujarnya.