Ini Arti Clean Label Menurut Dokter
- Freepik/cookie_studio
VIVA – Membaca label sudah mulai digalakkan oleh banyak pakar terkait pembelian suatu produk. Kini, tren clean label pun mulai meningkat lantaran masyarakat mulai menyadari asupan yang sehat dan bernutrisi akan memberi manfaat baik pada tubuh.
Dikatakan Dokter Gizi Medik, dr. Sylvia Irawati, M.Gizi, bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi alami adalah salah satu kunci utama kesehatan yang prima. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dari buah dan sayur segar maupun produk alternatif yang memiliki kualitas nutrisi serupa.
“Secara umum, kebutuhan nutrisi alami tubuh dan keluarga adalah vitamin C, vitamin D, zinc, selenium, zat besi, dan protein. Berbagai nutrisi ini sangat krusial bagi tubuh, akan tetapi tidak selalu bisa dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari," ujarnya dalam webinar yang digagas Re.Juve, baru-baru ini.
Menurutnya, pemenuhan kebutuhan dari nutrisi alami itu cukup menjadi tantangan, terutama bagi beberapa orang dan anak-anak yang sulit mencerna sayur dan buah secara utuh dalam jumlah besar setiap harinya. Untuk itu, ia memberi alternatif lain dengan produk yang dikemas namun memiliki clean label.
"Bagi keluarga yang perlu memenuhi asupan nutrisi alaminya tetapi memerlukan metode yang lebih praktis, produk-produk yang memiliki standar clean label tentunya dapat menjadi alternatif yang ideal dan minim risiko untuk kesehatan di masa mendatang,” tambah Dokter Sylvia.
Prinsip clean label mensyaratkan suatu produk untuk terbuat dari bahan-bahan alami tanpa bahan artifisial, minim proses, serta proses pengolahannya diinformasikan secara transparan atau dapat diakses dengan mudah oleh konsumen.
Meski tidak tergolong baru, prinsip ini masih belum begitu populer di Indonesia. Padahal, produk yang menerapkan standar clean label dapat menjamin kualitas dan transparansi tidak hanya dari sisi kandungan bahan dan nutrisi, tetapi juga proses pembuatan dari hulu ke hilir
"Kalori rendah bagus tapi lupa komposisinya, apakah penyusunnya alami, gula, apakah aman? Ketika memilih produk, lihat dulu komposisinya dibuat dari apa produk ini," sambung dokter Sylvia.
Ia mencontohkan, produk yang terbuat dari bahan alami, seharusnya ditulis sebagaimana mestinya seperti buah apel, jeruk, atau aneka. sayur. Sementara, produk yang berbahan ekstrak, perisa, atau hanya konsentrat buah dan sayur, perlu ditulis juga secara jelas.
"Itu berbeda, walaupun ada nama buah dan sayur, jadi yang alami ya ditulis apa adanya. Apel ditulis apel, bayam ditulis bayam," tegasnya.