COVID-19 Kini 8 Kali Lebih Berbahaya dari Virus Asli di Wuhan
- pixabay
VIVA – COVID-19 diketahui kini sudah bermutasi dan varian baru ditemukan di Inggris. Varian baru tersebut juga dikabarkan mulai menyebar ke beberapa negara lainnya.
Kini, sebuah studi mengklaim bahwa COVID-19 sudah meningkat menjadi delapan kali lebih menular dibanding virus asli yang ditemukan di Wuhan, China.
Para ilmuwan mengatakan bahwa strain baru dari virus ini yang disebabkan oleh mutasi kini sudah jauh lebih menular dari sebelumnya. Mutasi yang diberi label D614G diyakini menjadi mutasi paling dominan di dunia.
Varian ini mengandung perubahan genetik yang disebut dengan E484K, yang juga ditemukan di varian Brazil dan Afrika Selatan. Varian ini potensial untuk mengalahkan vaksin COVID-19 yang sudah ada atau antibodi alami.
Studi yang sudah dipublikasikan di jurnal eLife menemukan bahwa mutasi D614G jauh lebih menular.
Dikutip laman Daily Star, para ilmuwan membandingkan mutasi ini dan memperkenalkan D614G pada paru-paru, hati, dan sel kolon manusia, sambil melakukan riset yang sama dengan virus sebelumnya secara berbeda.
Tim, yang terdiri dari peneliti di New York University, New York Genome Centre, dan Mount Sinai, menemukan varian baru virus delapan kali lebih menular.
The Sun melaporkan, menurut peneliti Dr Neville Sanjana, ini berarti bisa menjadi penyebab peningkatan kasus yang sangat cepat.
"Di bulan-bulan sejak kami memulai studi ini, pentingnya mutasi D614G telah berkembang: mutasinya sudah mencapai hampir prevalensi universal dan termasuk ke dalam semua varian baru yang dikhawatirkan," ujarnya.
"Memastikan bahwa mutasi menyebabkan penularan lebih banyak bisa menjelaskan, sebagian, kenapa virus menyebar dengan sangat cepat selama setahun terakhir," lanjutnya.
Pada Rabu, dilaporkan bahwa vaksin COVID-19 terlihat berhasil dengan data yang menunjukkan bahwa vaksinasi memotong penularan hingga dua per tiga. Angka menunjukkan bahwa satu dosis vaksin Oxford atau Pfizer memiliki efek pada semua kelompok usia.