Mengenal Anal Swab, Metode Skrining COVID-19 yang Ramai di China
- Pixabay/HVesna
VIVA – Swab dan PCR tak terpisahkan dalam metode tes untuk menegakkan diagnosis COVID-19. Swab dikenal sebagai cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan (sampel). Swab dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus.
Adapun PCR adalah singkatan dari polymerase chain reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2.
Dibanding rapid test, pemeriksaan RT-PCR lebih akurat. Metode ini jugalah yang direkomendasikan WHO untuk mendeteksi COVID-19. Namun akurasi ini dibarengi dengan kerumitan proses dan harga alat yang lebih tinggi. Selain itu, proses untuk mengetahui hasilnya lebih lama ketimbang rapid test.
Namun ini baru-baru ini, China melakukan swab test bukan lagi mengambil sampel melalui nasofaring ataupun orofarings melainkan, menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi COVID-19.
Disebut Anal Swab, cara ini digunakan sebagai alat pengujian COVID-19 untuk pasien yang dianggap berisiko tinggi sebagai langkah pemerintah China untuk memastikan tidak ada pembawa potensial dari virus corona baru menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang umumnya diidentikkan dengan pulang kampung.
Latar belakang Anal Swab
Dilansir dari laman Aljazeera awalnya dilakukan pada seorang pria berusia 52 tahun yang memiliki gejala batuk namun dinyatakan negatif COVID-19. Pria itu kemudian diuji melalui usap anal.
Pria itu, yang diisolasi di fasilitas terpusat untuk observasi medis diketahui melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19 lain awal bulan ini. Dia kemudian dipastikan terkena virus.
Bagaimana proses anal swab dan seperti apa efektivitasnya?
Tes usap anal atau Swab anal ini melibatkan penyisipan kapas berukuran 3-5 cm. Kapas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam anus dan diputarkan secara perlahan. Setelah itu sampel kemudian diuji untuk mengetahui jejak aktif virus tersebut.
Dalam video yang diposting online oleh surat kabar, Global Times, Zhang Wenhong dari Rumah Sakit Huashan di Shanghai, mengatakan bahwa usap anal semacam itu dapat berguna dalam membantu meminimalkan risiko kambuh setelah pemulihan.
"Mungkin ada jejak virus corona yang terdeteksi di rongga perut feses dan usus," kata Zhang seperti dikutip dalam laporan itu.
Pekan lalu, seorang pejabat kota Beijing mengatakan bahwa usapan anal diambil dari lebih dari 1.000 guru, staf, dan siswa di sebuah sekolah dasar di kota itu setelah infeksi ditemukan di sana. Usap hidung dan tenggorokan serta sampel serum juga dikumpulkan untuk pengujian.
Spesialis penyakit pernapasan dan infeksi di Kota Beijing,Dr. Li Tongzeng, kepada TV pemerintah pekan lalu menjelaskan bahwa tes tambahan menggunakan usap anal dapat mendeteksi infeksi yang terlewatkan oleh tes lain, karena jejak virus dalam sampel feses atau usapan anal dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama daripada sampel yang diambil dari saluran pernapasan bagian atas.
Li menambahkan bahwa sampel semacam itu hanya perlu untuk kelompok-kelompok kunci seperti mereka yang berada di bawah karantina.
Anal swab mungkin lebih efektif daripada tes pernapasan dalam mengidentifikasi infeksi COVID-19 pada anak-anak dan bayi karena mereka membawa viral load yang lebih tinggi dalam tinja mereka daripada orang dewasa, para peneliti di Universitas China Hong Kong (CUHK) menemukan dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu.
Lebih kecil kemungkinan rasa sakit namun memalukan
Pengguna Weibo China, bereaksi terhadap metode tersebut dengan campuran kegembiraan dan rasa takut. "Sangat beruntung saya kembali ke China lebih awal," tulis seorang pengguna.
"Rasa sakit yang rendah, tetapi penghinaan yang ekstrem," kata yang lain, menggunakan emoticon tawa.
Orang lain yang telah menjalani prosedur menimpali dengan humor. “Saya telah melakukan dua usapan anal, setiap kali saya melakukannya, saya harus melakukan usapan tenggorokan setelahnya saya sangat takut perawat akan lupa menggunakan usap baru,” canda seorang pengguna Weibo.
Seperti diketahui saat ini kasus COVID-19 masih tinggi. Tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan lupa selalu lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Menjauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.
#ingatpesanibu
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun
#satgascovid19