Selain Vaksin, Plasma Konvalesen Dibutuhkan untuk Tangani COVID-19

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Vaksinasi dan terapi plasma konvalesen menjadi hal yang penting di awal tahun 2021. Hal itu diakibatkan karena kenaikan jumlah kasus COVID-19 yang semakin dekat dengan angka satu juta kasus. Prediksi kasus yang menembus satu juta itu lantaran grafik angka yang selalu meningkat di atas 10 ribu kasus per hari.

"Sekarang yang sudah di angka sembilan ratus ribu lebih kasus, dan dengan kecepatan penularan di atas sepuluh ribu kasus baru per harinya, maka dalam sepuluh hari ke depan dapat tembus angka satu juta kasus," ungkap Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) , dr. Daeng M. Faqih, dalam diskusi virtual Dapur KedaiKOPI: Darurat Cegah 1 Juta Penderita COVID-19 di Tanah Air yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI.

Indonesia saat ini membutuhkan plasma konvalesen dikarenakan jumlah kasus aktif yang setiap harinya masih mengalami kenaikan. Donor plasma konvalesen digunakan sebagai alternatif menyembuhkan pasien yang terkena COVID-19. Plasma konvalesen sendiri adalah plasma darah yang diambil dari penyintas COVID-19 yang sudah sembuh untuk memberikan antibodi kepada pasien yang masih terpapar COVID-19.

"Salah satu cara pengobatan dengan menerima plasma konvalesen dari penyintas COVID-19. Jadi plasma konvalesen untuk orang yang sudah terinfeksi, sedangkan vaksin untuk orang yang belum terinfeksi," ujar Ketua Satgas COVID-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban

Tak hanya itu, pencegahan juga dilakukan oleh pemerintah dengan memulai vaksinasi COVID-19 di bulan Januari ini. Vaksinasi dapat membuat tubuh kita menjadi kuat dan dapat mencegah COVID-19 masuk ke dalam tubuh kita. 

“Vaksin itu untuk mencegah, jadi kita divaksinasi agar kebal sehingga tidak bisa tertular virus corona," lanjut Prof Zubairi Djoerban.

Sejalan dengan pilihan terapi plasma konvalesen untuk pasien COVID-19, Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said, mengundang sebanyak-banyaknya penyintas COVID-19 yang memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini agar memenuhi kebutuhan dari plasma secara nasional, dan PMI siap untuk menyediakan outlet donor plasma.

"Jadi kami untuk menampung 1000 pendonor per bulan masih bisa, dan hitungannya itu kalau 20 persen saja pasien yang sudah sembuh itu bisa mendonorkan maka kebutuhannya akan tertutupi,” tutur Sudirman Said.