Dokter Tirta: Vaksinasi COVID-19 Itu Bukan Bisnis!

dokter Tirta
Sumber :
  • Instagram @dr.tirta

VIVA – Tirta Mandira Hudhi menjelaskan secara menggebu-gebu mengenai vaksin COVID-19. Ia kembali muncul di Instagram Live karena merasa hoax yang menyebar di masyarakat sudah terlalu parah.

Menurut Tirta, banyak masyarakat yang menolak vaksin dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Awalnya, Tirta menjelaskan soal pandemi hingga mengapa vaksin itu sangat penting.

"Disebut pandemi kalau ada penyaklit baru dan sifatnya sangat menular, COVID ini sangat mudah menular," ujar Tirta.

Kemudian Tirta menjelaskan, suatu negara bisa keluar dari pandemi jika sudah tercipta herd imunity. Syarat herd imunity adalah 70 persen masyarakat terinfeksi. Sementara itu, ada 80 persen yang mengalami gejala ringan dan 20 persen yang mengalami gejala berat. Tirta menjumlahkan angka itu dengan rata-rata penduduk di Indonesia.

"270 juta dikali 70 persen, berarti 189 juta terinfeksi, 20 persen diantaranya berat, ada 37,8 juta yang dianggep berat. Sementara faskes kita enggak lengkap," kata Tirta.

Tirta sudah melihat cerita pasien yang tidak bisa masuk ke ICU karena penuh. Hal itu contoh kecil bagaimana fasilitas kesehatan mulai tidak bisa menampung padahal herd imunity belum terbentuk. Maka, salah satu cara dan yang dinilai Tirta paling efisien adalah dengan vaksinasi.

"Ada banyak faskes kita bed occipancy rate-nya enggak cukup, COVID butuh ventilator, kalau ICU penuh pasien COVID, gimana pasien struk, gagal jantung, atau cancer, enggak dapet ICU gara-gara COVID semua," kata Tirta.

Maka bagi Tirta tidak ada alasan untuk menolak vaksin. Ia juga mematahkan penndapat yang menyebut vaksinasi COVID-19 merupakan bisnis semata. 

"Vaksinasi itu bukan bisnis. Vaksinasi membuat orang gejala berat jadi dikit, kemungkinan herd imunity bisa cepat tanpa orang gejala berat. Akan penting mencegah kolapsnya sistem kesehatan kita dengan membuat herd imunity melalui vaksin," katanya.

Tirta juga berkaca dari kasus polio. Pandemi polio kala itu bisa hilang dan teratasi dengan adanya vaksin.