Perjuangan Dokter Atasi Depresi Saat Terinfeksi COVID-19

Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fauzan

VIVA – Tenaga kesehatan (nakes) menjadi garda terdepan untuk menangani kasus COVID-19. Meski begitu, kelompok nakes juga menjadi yang paling rentan terinfeksi penyakit menular tersebut, seperti yang dialami oleh dr. Reza Saka Prawira.

Dalam bincang VIVAtalk bersama VIVA.co.id via Instagram, dokter Reza mengaku mengalami gejala yang ringan saat terpapar COVID-19. Hal ini membuatnya bisa menjalani isolasi mandiri di kediamannya.

"Isolasi mandiri. Kebetulan di rumah ada kamar dengan kamar mandi sendiri," ujar dokter Reza, Selasa 12 Januari 2021.

Lantas, bagaimana perjuangannya melawan COVID-19 selama isolasi mandiri? Berikut penuturannya.

Gejala sempat memberat
Meski terbilang isolasi mandiri dengan gejala ringan, namun diakui dokter Reza, gejalanya sempat memberat di awal terinfeksi COVID-19. Meski begitu, gejala tersebut berangsur pulih.

"3 hari dari Senin sampai Kamis, gejala memberat seperti pegal-pegal, batuk, dan pilek," jawabnya.

Depresi
Bukan hanya gejala fisik, dokter Reza mengaku sempat mengalami masalah secara psikis. Menurutnya, virus SARS-CoV-2 memang tercatat mampu menyerang kesehatan mental pasien sehingga ia berusaha untuk mengatasinya secara mandiri.

"Cukup depresi saat COVID-19. (Alasannya) bosan atau gimana. Saya atasi dengan melakukan banyak aktivitas, olahraga 15 menit tiap pagi, dan mendekatkan diri pada Tuhan. Depresi saya akhirnya terlewatkan," tuturnya.

Tes usap 5 kali
Selama 40 hari terpapar COVID-19, gejala yang dirasakan pun cukup beragam. Dalam kurun waktu itu pula, dokter Reza menjalani tes PCR Swab sebanyak lima kali untuk memastikan dirinya telah negatif COVID-19.

"Selama itu, PCR masih deteksi adanya virus meski gejala akut sudah hilang," terangnya.

Pulih
Dengan menjalani isolasi mandiri, dokter Reza memahami bahwa tubuh butuh dijaga kekebalannya agar membuat virus asal Wuhan itu melemah dan akhirnya hilang. Tak hanya itu, pikiran positif menurutnya menjadi hal yang tak boleh terlupakan dalam proses pemulihan.

"Jaga imun, harus lakukan seperti olahraga, teratur konsumsi vitamin tiap hari. Penting bagaimana kita beristirahat, jangan begadang," jelasnya.