5 Tanda Kamu Berisiko Kembangkan COVID-19 Jangka Panjang

Ilustrasi virus corona/COVID-19/masker.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Meskipun tidak ada pendeteksi akurat untuk memastikan risiko COVID-19, namun beberapa orang dikatakan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan gejala pasca COVID-19, seperti yang mereka rasakan selama terinfeksi.

Berikut beberapa faktor risiko terbesar yang dapat menentukan peluangmu menjadi pengidap COVID-19 jangka panjang, dilansir dari Times of India, Sabtu, 2 Januari 2021.

1. Orang yang menderita 5 gejala atau lebih

Menurut studi kasus, kebanyakan pasien yang menderita sindrom pasca COVID-19, memiliki lebih dari 4-5 gejala pada minggu pertama diagnosis.

Studi yang dilakukan oleh King's College London pada 4000 lebih pasien yang sembuh juga memastikan bahwa meskipun penting mencari pengobatan simtomatik yang tepat, kesalahan diagnosis, atau keterlambatan melakukan tes juga dapat membuat seseorang berisiko menderita COVID-19 jangka panjang.

2. Wanita

Wanita memiliki kecenderungan melawan gejala COVID-19 dalam jangka panjang. Beberapa penelitian yang dilakukan di seluruh dunia telah mengamati bahwa wanita cenderung menderita gejala buruk, seperti kabut otak, rambut rontok, kelelahan dan gangguan indra penciuman.

Beberapa wanita mungkin juga mengalami masalah kesuburan dan dan menstruasi beberapa bulan setelah melawan virus ini.

3. Berusia di atas 50 tahun

Kekebalan tubuh yang lemah atau berkurang dan memiliki penyakit penyerta, dapat memperlambat waktu penyembuhan. Oleh karena itu, mereka yang berusia di atas 50 tahun dapat berjuang lebih lama dalam menghadapi COVID-19 dengan gejala kelelahan, nyeri tubuh, kabut otak dan sesak napas, menjadi yang paling umum.

Degenerasi dan perlambatan terkait usia juga dapat membuat lansia rentan stres, nyeri otot, dan kualitas hidup yang buruk.

4. Memiliki masalah pernapasan sebelumnya

Sesak napas dan fibrosis paru-paru, merupakan konsekuensi yang ditakuti bagi orang yang mengembangkan komplikasi COVID-19 atau berperang pasca penyakit ini.

Juga telah dicatat bahwa orang yang memiliki kondisi pernapasan, seperti asma, paru-paru, atau masalah pernapasan lainnya, berisiko lebih tinggi terkena infeksi paru-paru parah dan gejala pasca COVID-19, dibanding orang dengan masalah kesehatan lain yang sudah ada sebelumnya.

5. Obesitas

Obesitas dan tingkat BMI yang tinggi dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, memicu stres, dan memperlambat metabolisme. Bagi banyak orang, ini juga bisa berarti peningkatan risiko terkena masalah kesehatan lain, seperti diabetes dan hipertensi.

Kini, hasil penelitian menunjukkan, obesitas juga bisa menjadi faktor risiko berkembangnya gejala pasca COVID-19, baik usia tua maupun muda. Penambahan berat badan berlebih, juga dapat memperpanjang waktu penyembuhan, membuat seseorang mengalami sesak napas dan gejala yang berkepanjangan selama berbulan-bulan.

Karenanya, obesitas dan penambahan berat badan, seperti masalah kesehatan lainnya, tidak boleh diabaikan dan harus dikendalikan dengan mengikuti diet yang baik dan modifikasi gaya hidup.

Ingat, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun,

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu