WHO: Tidak Perlu Khawatir Jenis Baru Corona di Inggris

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Beberapa pekan lalu, di tengah masa vaksinasi COVID-19, di Inggris ditemukan adanya jenis baru virus COVID-19. Varian baru, yang dinamai "VUI 202012/01" itu pertama kali menyebar di Inggris bagian Selatan. 

Menurut para ilmuwan Inggris, varian baru virus corona "VUI 202012/01", termasuk mutasi genetik pada protein "spike" yang dapat menjadi penyebab penyebaran virus secara cepat dan mudah di antara manusia.  Artinya, varian yang telah diidentifikasi di tenggara Inggris memiliki 17 mutasi yang memengaruhi bentuk virus, termasuk protein lonjakan yang memberi nama keluarga virus corona. 

Temuan tersebut pun menuai kekhawatiran di tengah masyarakat. Terkait dengan temuan baru itu, Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO)  mengatakan bahwa varian baru virus corona yang sangat menular yang telah muncul di Inggris, adalah bagian normal dari evolusi pandemi.

“Kami harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk memiliki transparansi, sangat penting untuk memberi tahu publik apa adanya, tetapi penting juga untuk mengetahui bahwa ini adalah bagian normal dari evolusi virus," kata kepala darurat WHO Mike Ryan mengatakan dalam arahan online.

Dia bahkan memberi sorotan positif pada penemuan strain baru yang mendorong banyak negara yang khawatir untuk memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris dan Afrika Selatan, mengatakan alat baru untuk melacak virus berfungsi.

"Dapat melacak virus sedekat ini, dengan hati-hati, secara ilmiah dalam waktu nyata ini merupakan perkembangan positif yang nyata bagi kesehatan masyarakat global, dan negara yang melakukan jenis pengawasan ini harus dipuji," tutur dia. 

Mengutip data dari Inggris, pejabat WHO mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa varian itu membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan daripada jenis COVID-19 yang ada. Meskipun tampaknya virus ini menyebar lebih mudah.

Di sisi lain, Ryan memuji negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan bertindak atas dasar kewaspadaan akan risiko, penyebaran.

“Itu bijaksana.  Namun penting juga bagi setiap orang untuk mengetahui bahwa ini terjadi, varian ini muncul," katanya. 

Ia mengatakan mutasi virus korona sejauh ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza dan bahkan varian baru Inggris tetap jauh lebih tidak dapat menular daripada penyakit lain seperti gondongan.

Di sisi lain, Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan untuk memerangi COVID-19 juga harus menangani varian baru, meskipun pemeriksaan sedang dilakukan untuk memastikan ini masalahnya.

“Sejauh ini, meskipun kami telah melihat sejumlah perubahan, sejumlah mutasi, tidak ada yang membuat dampak signifikan baik pada kerentanan virus terhadap terapi, obat-obatan atau vaksin yang sedang dikembangkan, dan orang berharap bahwa  akan terus terjadi,” kata dia.

WHO mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mendapatkan rincian lebih lanjut dalam beberapa hari atau minggu tentang potensi dampak dari jenis virus korona baru yang sangat mudah menular.

[10:59, 11/2/2020] Tasya Viva 2: Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak
[10:10, 10/7/2020] Uthe VIVa Life: gengs aiy ingetin lg ya.. semua artikel covid yg "tone positif", jgn lupa masukin tag satgascovid19 beserta imbauan  di badan artikel: Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Maske, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun,

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu