Dokter Temukan Gejala Langka Pasien COVID-19, Bola Mata Dicopot
- Pixabay
VIVA – Temuan dari studi terbaru yang dilakukan beberapa dokter dan ilmuwan dari Universitas Hofstra di New York ini dapat menjadi peringatan. Jangan pernah memandang remeh penyebaran COVID-19. Wajar saja jika Satgas COVID-19 tak henti-hentinya mengkampanyekan disiplin protokol kesehatan. Selain kematian, ternyata juga ada gejala baru mengerikan.
Ya, dari penelitian yang dilakukan diketahui jika penyebaran wabah COVID-19 ini dapat berdampak mengerikan, selain tentu kematian. Infeksi virus ini ternyata juga dapat menyerang panca indera mata bahkan hingga yang paling ekstrem bola mata terlepas. Namun yang membuat sedikit tenang, para dokter dan ilmuwan temuan kasusnya sangat langka.
Temuan gejala atau dampak mengerikan ini berawal dari kasus tiga pasien COVID-19 di New York. Dari ketiga pasien tersebut, memperlihatkan gejala yang serupa dimana para pasien tersebut menderita keratitis atau peradangan kornea mata.
Dijelaskan, peradangan tersebut menyebabkan infeksi pada jaringan atau cairan bola mata yang dalam bahasa kedokteran disebut endophthalmitis. Dari temuan kasus langka inilah akhirnya dilakukan penelitian mendalam yang hasil atau kesimpulannya sangat mengerikan.
Perlu diketahui juga, seperti dilansir BGR, Sabtu 19 Desember 2020, dari tiga pasien COVID-19 tersebut satu orang telah meninggal. Dan dua tersisa yang masih hidup kini kehilangan pengelihatan. Bahkan salah satunya harus diambil tindakan dengan melepas bola matanya.
Namun sekali lagi, para dokter dan ilmuwan menegaskan kasus ini terbilang langka. Dalam catatan yang dikeluarkan Knowridge Science Report, temuan kasus ini sangat langka. Perbandingan yang diberikan dari 10.000 kasus keratitis atau peradangan pada mata hanya 27 kasus yang berdampak endophthamitis.
Meski terbilang langka, para ilmuwan dan dokter tetap mengingatkan para pasien COVID-19 tetap selalu waspada termasuk dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi aktivitas keluar rumah.
Sebagai tambahan, wabah COVID-19 saat ini masih jauh dari kata mereda dengan catatan baru yang keluar. Wabah yang berawal dari Kota Wuhan China ini telah menjangkiti lebih dari 17,3 juta penduduk Amerika Serikat dengan angka kematian mencapai lebih dari 312 ribu.