Mengenal THC yang Digunakan Selebgram Syaima Salsabila

Penangkapan Syaima Salsabila
Sumber :
  • VIVA/ Andrew Tito/ Jakarta

VIVA – Selebgram Syaima Salsabila tengah menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul dengan penangkapannya oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Barat atas kepemilikan narkoba. Dari hasil tes urin, diketahui Syaima Salsabila positif menggunakan THC, atau tetrahydrocannabinol. 

"Dari cek urin keduanya positif menggunakan THC (tetrahydrocannabinol) atau ganja," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombespol Audie Latuheru, Senin 16 November 2020. 

Lalu apa itu THC narkoba yang digunakan oleh Selebgram Syaima Salsabila? Dilansir dari laman Livescine, THC, atau tetrahydrocannabinol, adalah bahan kimia yang bertanggung jawab atas sebagian besar efek psikologis mariyuana.  Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), THC bertindak seperti bahan kimia cannabinoid yang dibuat secara alami oleh tubuh. 

Reseptor cannabinoid terkonsentrasi di area tertentu di otak yang terkait dengan pemikiran, memori, kesenangan, koordinasi, dan persepsi waktu.  THC menempel pada reseptor ini dan mengaktifkannya dan memengaruhi ingatan, kesenangan, gerakan, pemikiran, konsentrasi, koordinasi, dan persepsi sensorik dan waktu seseorang, menurut NIDA.

THC adalah salah satu dari banyak senyawa yang ditemukan dalam resin yang disekresikan oleh kelenjar tanaman ganja.  Lebih banyak kelenjar ini ditemukan di sekitar organ reproduksi tanaman daripada di area tanaman lainnya. Senyawa unik lain dari mariyuana, yang disebut cannabinoid, juga terdapat dalam resin ini.  

Efek THC pada tubuh

THC merangsang sel-sel di otak untuk melepaskan dopamin, menciptakan euforia, menurut NIDA. THC juga mengganggu bagaimana informasi diproses di hipokampus, yang merupakan bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk membentuk ingatan baru.

THC juga dapat menyebabkan halusinasi, mengubah pemikiran dan menyebabkan delusi.  Rata-rata, efeknya bertahan sekitar dua jam, dan dimulai dalam 10 hingga 30 menit setelah mengonsumsinya. Namun, gangguan psikomotor dapat berlanjut setelahberhenti.

"Dalam beberapa kasus, efek samping THC yang dilaporkan termasuk kegembiraan, kecemasan, takikardia, masalah ingatan jangka pendek, sedasi, relaksasi, pereda nyeri, dan banyak lagi," kata A.J.  Fabrizio, seorang ahli kimia ganja di Terra Tech Corp, sebuah perusahaan pertanian California yang berfokus pada pertanian lokal dan ganja medis.  

Namun, katanya, sebuah studi di British Journal of Pharmacology menemukan bahwa jenis cannabinoid lain, serta terpene (senyawa yang menghasilkan rasa dan aroma pada tanaman), dapat memodulasi dan mengurangi efek negatif.

Risiko konsumsi THC

Menurut NIDA, THC dapat memicu kekambuhan gejala skizofrenia. Risiko lain yang mungkin timbul dari mengonsumsi THC datang dalam bentuk gangguan keterampilan motorik. 

Ganja dapat mengganggu seseorang ketika mengemudi atau tugas serupa selama kurang lebih tiga jam setelah dikonsumsi. THC itu adalah zat psikoaktif kedua yang paling umum ditemukan pada pengemudi, setelah alkohol, lapor Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional. 

Tidak hanya itu, penggunaan mariyuana dapat menimbulkan masalah bagi orang muda, dan masalah jangka panjang. Direktur medis di Cliffside Malibu Treatment Center, Dr. Damon Raskin, menjelaskan, beberapa efek samping THC termasuk penurunan IQ, memori dan kognisi, terutama pada orang yang lebih muda. 

"Namun, masih belum mengetahui efek jangka panjangnya, karena belum cukup banyak penelitian yang dilakukan tentang hal itu. Ada beberapa spekulasi bahwa hal itu dapat mengganggu kesuburan pada pria dan wanita dan juga mengganggu saluran udara seseorang, tetapi penelitiannya masih dilakukan tidak jelas," kata dia.

NIDA melaporkan bahwa tikus yang terpapar THC sebelum lahir, akan lahir,  setelah lahir, atau selama masa remaja telah menunjukkan masalah dengan pembelajaran khusus dan tugas memori di kemudian hari. Obat tersebut juga dapat memiliki interaksi obat dengan obat tertentu.

Untuk diketahui, Syaima Salsabila ditangkap di kediamannya di sebuah apartemen di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Dari penangkapan Syaima, pihak kepolisian menemukan barang bukti ganja seberat 51,47 gram dalam tempat makan berwarna hijau. 

Akibat perbuatannya, Syaima Salsabila terancam pasal 112 ayat 1 subsidier pasal 111 ayat 1 junto pasal 132 ayat 1 UURI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun.