Gejala Sangat Mirip, Ini Cara Bedakan Pneumonia dan COVID-19

Ilustrasi anak demam.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pneumonia merupakan penyakit yang berkontribusi menyumbang kematian pada bayi dan balita kedua di Indonesia. Pneumonia adalah penyakit peradangan akut pada paru-paru yang membuat paru-paru
dipenuhi dengan cairan dan sel radang.

Gejala atau tanda yang perlu diwaspadai oleh orang tua ketika anak mengalami pneumonia antara lain demam yang tidak kunjung turun selama dua hingga tiga hari. Selain itu, anak nampak sesak atau kesulitan bernapas. Namun, di tengah pandemi COVID-19, tidak sedikit dari orang tua yang masih sulit membedakan antara gejala COVID-19 dengan pneumonia.

Baca juga: Pneumonia Anak Berisiko Perparah Gejala COVID-19

Dalam virtual conference yang digelar Save The Children, Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr.dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), menjelaskan bahwa secara terminologi pneumonia merupakan penyakit yang mengenai paru yang sifatnya akut dan bisa menyebabkan kematian.

Pneumonia disebabkan berbagai macam bakteri misalnya HIB, Stafilococcus, dan banyak lainnya seperti influenza, SARS-CoV-2 yang bisa menyebabkan pneumonia atau kematian.

"SARS-CoV-2 itu merujuk pada pneumonia. Secara klinis akan sulit membedakannya. Maka dari itu penting untuk melakukan swab test untuk mengetahui itu," kata dia.

Anak yang sudah sembuh sempurna pneumonia pun masih punya kemungkinan terpapar lagi jika terinfeksi kembali. Karenanya, kata Nastiti, penting meningkatkan imunitas anak dengan memberikan nutrisi yang baik, pemberian ASI hingga dua tahun, menghindari paparan polusi asap rokok dan lengkapi imunisasi anak.

"IDAI masih sama imbauannya, selama pandemi ini anak tidak disarankan untuk keluar rumah, kecuali untuk urusan mendesak seperti imunisasi atau untuk berobat ke rumah sakit. Jangan bawa anak ke tempat ramai, jika mendesak keluar rumah, anak di atas dua tahun bisa menerapkan protokol 3M menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun," jelas dia.

Baca juga: Sebabkan Kematian Banyak Balita, Kenali Bahaya Pneumonia