Hore, Pakar Gizi Sebut Makan Mi Instan Pakai Nasi Tak Berbahaya

Ilustrasi mi instan.
Sumber :
  • Freepik/wirestock

VIVA – Masyarakat Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Bahkan muncul anggapan belum kenyang kalau belum makan nasi. Dan hal ini sudah tertanam dalam pola pikir masyarakat Indonesia, sejak bertahun-tahun yang lalu.

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa nasi memang sudah menjadi identitas orang Indonesia. Saking bergantungnya dengan nasi, tidak jarang orang Indonesia mencampurkan segala makanan dengan olahan beras tersebut, seperti nasi dengan bakso, nasi dengan soto, atau pun nasi dengan mi instan.

Baca Juga: Begini Cara Mudah Keluarkan Minyak Mi Instan, Warganet Kzl Baru Tahu

Namun, tak sedikit yang menyebut kalau mengonsumsi mi instan dengan nasi tidak baik untuk kesehatan, mengingat keduanya sama-sama mengandung karbohidrat. Benarkah demikian?

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN), Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, turut mengungkap alasan mengapa orang ingin merasa kenyang ketika mengonsumsi sesuatu.

"Kompleks sekali kenapa orang itu ingin merasa kenyang. Seperti budaya dari dulu, kalau enggak ada nasi, rasanya belum pas. Jadi, memang ada aspek psikologi, kepuasan yang terikat di sana," ujarnya saat virtual media session, peluncuran Pop Mie PaNas 'Pake Nasi', Senin, 2 November 2020.

Lebih lanjut, Hardinsyah menjelaskan, mengonsumsi mi instan pakai nasi tidak menjadi masalah, selama kita memanfaatkannya sebagai snacking dan yang terpenting tidak berlebihan.

"Selagi ini kita gunakan sebagai snacking, antar waktu makan bahwa nanti ada lagi meal time, yang harus lengkap, jadi enggak masalah. Jadi, selagi dia enggak berlebihan, enggak ada bahayanya," lanjut dia.

Hardinsyah mengatakan bahwa makan mi instan pakai nasi sudah menjadi hal biasa, terutama untuk masyarakat Indonesia. Dia juga menyebut, kita disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat yang beragam.

Selain itu, menurut Hardinsyah, total kalori yang terdapat pada mi instan biasanya berkisar antara 360-390 kkal. Jika Kamu aktif secara fisik, hal itu akan terbayar.

"Total kalorinya sekitar 360-380 kkal. Jadi kalau seorang dewasa kalau agak aktif, sering bergerak ke sana ke mari, katakanlah sekitar 2.000 kkal. Artinya, seperenam dari kebutuhan dari kalori yang kita makan dalam satu cup ini. Kemudian, di dalamnya juga ada protein dan kurang lebih sepersepuluh dari kebutuhan harian," kata dia.

Jadi, menurut Hardinsyah, mi instan tidak hanya menyuplai kebutuhan karbohidrat, tapi juga mengandung sepersepuluh protein yang dibutuhkan tubuh dalam sehari.

"Karena kita tahu di Indonesia ini ada kewajiban oleh Menteri Kesehatan dan Kementerian Perindustrian bahwa semua produk terigu tadi difortifikasi, diperkaya dengan zat besi, vitamin, mineral, sesuai standar Kementerian Kesehatan," tutup Herdinsyah.