Vitamin D Cegah Kerusakan Organ Pasien COVID-19, Termasuk Paru-Paru

ilustrasi vitamin D
Sumber :
  • pixabay/petel_imfort

VIVA – Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D dapat memberikan keajaiban bagi pasien virus corona atau COVID-19, baik dalam mengelola gejala maupun mencegah infeksi. 

Di antara pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, 20 orang mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) dan membutuhkan perawatan di ICU. ARDS adalah suatu kondisi ketika cairan terkumpul di paru-paru. Ini terkait dengan badai sitokin atau badai bradikinin.

Baca juga: Kenali Bunyi Batuk Gejala COVID-19

Dilansir Times of India, Senin 12 Oktober 2020, sitokin merupakan protein yang mengirimkan sinyal ke sel dan menjalankan sistem kekebalan tubuh. 

Sedangkan bradikinin adalah protein yang menyebabkan peradangan. Ekspresi berlebihan dari protein ini, yang disebut badai sitokin atau badai bradikinin dapat menyebabkan kegagalan banyak organ. Lalu, bagaimana vitamin D dapat membantu?

Vitamin D bertindak sebagai agen imunomodulator yang dapat memiliki efek perlindungan terhadap hasil yang parah ini pada pasien COVID-19. Berikut cara vitamin D membantu mencegah kegagalan banyak organ. 

Vitamin D memainkan peran penting dalam aktivasi dan fungsi sistem kekebalan. Vitamin D menghambat fungsi sel T helper tipe 1 (Th1), yang terlibat dalam inflamasi yang dimediasi sel. 

Hasil studi telah menemukan bahwa bentuk vitamin D yang diaktifkan secara langsung terkait dengan penghambatan dua sitokin, interferon gamma dan IL-2 yang dapat menyebabkan kegagalan organ. 

Lindungi dari kerusakan paru-paru

Selama infeksi virus, vitamin D yang tidak aktif diubah menjadi bentuk aktif oleh sel-sel di alveoli, kantung udara kecil di paru-paru kita dan menyebabkan peningkatan ekspresi senyawa lain yang disebut cathelicidin. Cathelicidin telah terbukti dapat mengurangi cedera paru-paru yang disebabkan oleh hiperoksia atau suplai oksigen yang berlebihan. 

Mencegah penyakit ginjal pada penderita diabetes

Studi pada pasien dengan penyakit ginjal dan pada tikus dengan diabetes, telah menunjukkan peningkatan ekspresi angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). ACE2 diketahui memfasilitasi masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam sel inang.

Sebuah studi pada 2018, menemukan bahwa suplemen vitamin D dapat menghambat ekspresi ACE2 di ginjal. Dengan demikian, vitamin D dapat mengurangi ekspresi ACE2 di sel tubulus ginjal, sehingga mencegah masuknya virus ke dalam sel dan melindungi ginjal penderita diabetes. 

Mencegah ARDS dan cedera jantung

Angiotensin II (Ang II) adalah hormon alami yang meningkatkan tekanan darah. ACE2 membantu dalam memecah Ang II dan dengan demikian menurunkan levelnya. 

Infeksi COVID-19 dapat menurunkan level ACE2, yang menyebabkan akumulasi Ang II yang berlebihan. Tingkat Ang II yang tinggi dapat menyebabkan ARDS dan cedera jantung. Renin, protein yang dikeluarkan oleh ginjal dapat meningkatkan akumulasi Ang II. 

Sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa tikus yang tidak memiliki reseptor vitamin D, mengalami peningkatan kadar Renin dan Ang II. Dengan demikian, suplemen vitamin D dapat mencegah aktivitas inflamasi Ang II dengan menekan pelepasan Renin pada pasien COVID-19 dan menurunkan risiko ARDS serta masalah jantung.

Baca juga: Viral Wanita Positif COVID-19 Berobat ke Kiai, Warganet Geram

Hal itu berarti, vitamin D dapat berperan dalam meningkatkan risiko pengembangan, mortalitas dan keparahan COVID-19. 

Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu, jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu