Picu Kegagalan Hati, Ini Pentingnya Vaksin Hepatitis A

Ilustrasi pemberian vaksinasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Hepatitis A merupakan penyakit infeksi hati yang sangat menular dan biasanya bersifat jangka pendek. Berbeda dengan hepatitis B dan C yang bisa menjadi kronis, hepatitis A bersifat akut.

Hepatitis A telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kegagalan hati yang fulminan di sejumlah negara seperti Korea, Argentina dan Brasil.

Baca Juga: Dari Leptospirosis hingga Hepatitis A, Deretan Penyakit Dikala Banjir

"Pada negara dengan endemisitas tinggi, infeksi virus hepatitis A biasanya ditemukan pada kondisi sanitasi dan sosial ekonomi yang buruk. Infeksi biasanya terjadi sebelum anak berusia lima tahun," kata Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline Indonesia (GSK), dr. Deliana Permatasari, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Ia menjelaskan hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini dapat ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi. Kontak dengan virus ini bisa terjadi dalam berbagai skenario. Pertama, dapat menyebar dari kontak langsung dan dekat dengan individu yang terinfeksi. Sebagai contohnya saat merawat mereka yang sakit hepatitis A.

"Hepatitis A sangat menular, bahkan mereka yang terinfeksi virus hepatitis A dapat menyebarkan virus ini sebelum mereka merasakan gejala-gejala dari hepatitis A," jelas Deliana.

Kedua, infeksi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi dengan virus hepatitis A dapat terjadi kapan saja, mulai dari tahap pembuatan sampai setelah makanan dimasak. Kontaminasi makanan dan minuman ini seringkali dijumpai sehari-hari.

Menurut Deliana, tidak semua orang yang terinfeksi hepatitis A akan mempunyai gejala–gejalanya. Gejala-gejala hepatitis A pada umumnya dijumpai ketika virus tersebut menginfeksi orang dewasa daripada anak-anak.

Ada beberapa gejala umumnya dialami diantaranya demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan nyeri sendi. Gejala lain adalah sakit perut yang parah dan diare serta aundice (kulit atau mata kuning, urin gelap).

"Gejala-gejala ini biasanya muncul 2 hingga 7 minggu setelah terpapar virus. Biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa orang bisa sampai selama 6 bulan," tutur Deliana.

Dia menegaskan tidak ada obat yang dapat menghilangkan virus hepatitis A. Biasanya dokter akan mengobati mereka yang terinfeksi hepatitis A hingga gejalanya hilang, dan melakukan tes kembali untuk memastikan tubuh pulih seperti sediakala.

Namun ada dua cara pencegahan agar terhindar dari hepatitis A. Pertama, menjaga kebersihan berupa cuci tangan dengan sabun dan air. Cuci tangan perlu dilakukan setelah menggunakan kamar kecil, mengganti popok, sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan.

Kedua, melakukan vaksinasi hepatitis A. Tingkat efektivitas vaksin untuk mencegah hepatitis A pada anak-anak adalah sekitar 85 persen dan dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun.