Olahraga Siang Berjam-jam Picu Heatstroke, Bahayanya Fatal

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.
Sumber :
  • Freepik/senivpetro

VIVA – Tren berolahraga selama pandemi dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan infeksi COVID-19. Namun, banyak yang mengabaikan untuk tetap berolahraga saat cuaca yang cenderung panas dan durasi yang lama.

Padahal, cuaca yang cenderung panas akhir-akhir ini memicu dehidrasi yang dapat berbahaya pada tubuh. Dikatakan dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Irsan Hasan SpPD., cuaca panas dapat memicu heatstroke dan berakibat pada kematian.

"Akibat cuaca panas dan tubuh tak mampu menahannya, membuat dehidrasi dan suhu tubuh meningkat. Biasanya terjadi pada yang sedang haji. Pertanyaannya di Indonesia bisa enggak? Bisa," kata Irsan dalam acara Hidup Sehat, tvOne, Rabu 30 September 2020.

Baca juga: Hati-hati, Obesitas Kena COVID-19 Bisa Menjalar ke Mana-mana

Di Indonesia, memang suhunya tak seperti saat berada di area Timur Tengah atau Arab Saudi. Namun, beberapa keadaan memicu timbulnya heatstroke seperti berolahraga dalam durasi lama.

"Olahraga naik sepeda berjam-jam kena panas atau maraton dalam waktu lama. Atau saat anak ditinggal ibunya di mobil, terus mesinnya dimatiin, suhunya bisa panas," ujarnya.

Menurutnya, lansia dan anak adalah kelompok rentan yang dapat mengalami heatstroke lebih cepat dibanding usia normalnya. Untuk itu, Irsan menjelaskan agar masyarakat bisa mengenali dengan detail tanda saat tubuh dehidrasi sebelum akhirnya heatstroke.

"Kalau mau olahraga harus bawa minum dan saat berasa haus langsung minum. Karena pemicu heatstroke dimulai dari dehidrasi. Haus itu sinyal tubuh paling awal sebelum dehidrasi. Heat stroke itu ditandai lemas seluruh badan, tekanan darah turun, halusinasi dan turun kesadaran," paparnya.