Alasan Mengapa Pasien Sudah Negatif Kembali Positif COVID-19
- SCMP
VIVA – Beberapa waktu lalu sempat muncul kabar bahwa orang yang telah dinyatakan sembuh dan dinyatakan negatif kembali positif corona. Tidak sedikit dari orang menyebut bahwa fenomena kembalinya seseorang yang dinyatakan negatif corona menjadi positif karena virus penyebab corona yang semakin kuat.
Lalu bagaimana penjelasan ahli mengenai fenomena tersebut? Dalam program Hidup Sehat Tvone, spesialis penyakit dalam, dr Robert sinto, SpPD-KP menjelaskan bahwa seseorang yang dinyatakan negatif kemudian positif lagi itu bisa jadi materi genetik virusnya masih ada di dalam tubuh pasien.
"Jadi kita jadi sering dapat pasien negatif kemudian positif lagi. Sangat mungkin bahwa kalau negatif kemudian positif lagi itu bisa jadi materi genetik virusnya masih ada di situ bukan infeksi berulang," kata Robert, Kamis 24 September 2020.
Baca juga: Kabar Baik, Pandemi COVID-19 Bakal Punah Sendiri
Robert menjelaskan, laporan reinfeksi pertama di dunia baru dilaporkan 1 orang di Hong Kong beberapa waktu lalu. Berdasarkan laporan orang tersebut menunjukkan bahwa penyebab materi genetiknya 100 persen berbeda antara infeksi yang baru dengan infeksi yang lampau.
"Jadi kita yakin sekarang memang ada infeksi lain. Penyebabnya kekebalan akibat COVID-19 tidak bertahan lama seumur hidup, berbeda dengan cacar misalnya kalau satu kali kena kemungkinannya terkena berikutnya rendah. Kekebalan ada penelitian yang bilang tiga bulan akan berkurang jadi 95 persen punya kekebalan, selanjutnya enam bulan 75 persen dan sebagainya," kata Robert.
Ia menjelaskan di Indonesia sendiri ada berdasarkan laporan dari hasil swab pasien corona yang di wilayah teretentu di Indonesia menunjukkan ada strain virus yang lebih virulen yang lebih gampang menular
"Jadi kita tidak bisa menyingkirkan kemungkinan ada jenis sub tipe virus tertentu yang saat ini beredar yang kemampuan untuk menularnya lebih tinggi," kata dia.
Robert kemudian menjelaskan, untuk virus itu sendiri perlu dilihat menjadi dua. Pertama tentang kemampuan menular dan yang kedua kemampuan mematikan.
"Jadi itu harus dilihat dari perkembangan virus. Ada virus yang kemampuan menularnya makin tinggi tapi mutasi mengakibatkan kemampuan mematikan tubuhnya jadi lebih rendah. Jadi liat dua itu," tutur dia.