Mirip Flu, COVID-19 Bakal Jadi Penyakit Musiman
- pixabay
VIVA – COVID-19 nantinya dapat menjadi penyakit musiman seperti flu, tetapi hanya bisa terjadi saat populasi sudah memiliki herd immunity. Artinya, cukup banyak orang yang kebal untuk mencegah penyebaran yang konstan.
Tetapi hingga saat itu, COVID-19 kemungkinan akan menyebar sepanjang tahun. Hal itu dijabarkan dalam sebuah temuan yang menyoroti pentingnya mengikuti langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengendalikan virus, di jurnal Frontiers in Public Health.
"COVID-19 akan bertahan dan akan terus menyebabkan wabah sepanjang tahun sampai kekebalan kawanan (herd immunity) tercapai," kata penulis senior studi Hassan Zaraket, asisten profesor virologi di American University of Beirut di Lebanon, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Ternyata Air Kelapa Bukan untuk Menetralisir Keracunan
Banyak virus tampaknya mengikuti pola musiman. Misalnya, di daerah beriklim sedang, kasus flu biasanya memuncak pada musim dingin dan berkurang selama bulan-bulan musim panas. Hal yang sama berlaku untuk jenis virus corona tertentu yang menyebabkan flu biasa.
Para ilmuwan tidak tahu pasti mengapa virus ini mengikuti pola musiman, tetapi sejumlah faktor diduga berperan. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa banyak virus pernapasan lebih stabil dan bertahan di udara lebih lama di lingkungan dengan suhu dingin dan kelembapan rendah.
Lalu, perilaku manusia, seperti berkumpul di dalam ruangan pada musim dingin, juga dapat meningkatkan penularan. Studi awal tentang SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, juga menunjukkan bahwa penularan virus dapat meningkat pada suhu yang lebih dingin dan menurun pada suhu yang lebih hangat.
Baca juga: 3 Bahan Rumahan Ampuh Turunkan Berat Badan Hingga Tingkatkan Imun
Jika vaksin COVID-19 tersedia, itu dapat mengurangi penyebaran, tetapi kemungkinan tidak akan sepenuhnya menghilangkan virus. Itu karena vaksin kemungkinan tidak akan 100 persen efektif, sehingga beberapa infeksi masih akan terjadi.
Selain itu, perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin dapat berkurang seiring waktu, atau virus dapat bermutasi dan menghindari perlindungan kekebalan. Oleh karena itu, masyarakat perlu belajar untuk menghadapinya dan terus mempraktikkan tindakan pencegahan terbaik, termasuk pemakaian masker, menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari pertemuan.