Vitamin D Bisa Prediksi Risiko Kematian pada Pria yang Lebih Tua
- pixabay/petel_imfort
VIVA – Kemajuan dalam sains membantu peneliti menemukan cara baru untuk mengidentifikasi penyakit lebih dini. Sebuah terobosan baru menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang beredar dalam aliran darah, dapat menjadi prediktor yang baik untuk kesehatan di masa depan, dan risiko penyakit pada pria yang menua.
Adalah Leen Antonio dari University Hospitals Leuven di Belgia dan tim peneliti Eropa, yang melakukan penelitian tersebut. Mereka mempresentasikan temuannya pada Kongres Endokrinologi Eropa (e-ECE 2020) ke-22 pada awal September 2020.
Vitamin D penting untuk menjaga kesehatan tulang serta melindungi dari infeksi dan penyakit. Kekurangan vitamin D merupakan masalah kesehatan global yang utama, dengan perkiraan, sekitar 1 miliar orang memiliki kadar vitamin D yang rendah dalam darah mereka.
Baca juga: Staysolation, Solusi Isolasi Mandiri Cegah Penularan di Rumah Tangga
Kekurangan vitamin D sangat umum terjadi pada orangtua. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan pentingnya vitamin D, untuk melindungi berbagai kondisi kesehatan yang terkait dengan penuaan.
Para peneliti telah mengaitkan kadar vitamin D yang rendah dalam darah dengan masalah kesehatan utama terkait usia, termasuk osteoporosis, peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes tipe 2 dan penurunan kognitif.
Antonio dan timnya menggunakan data dari European Male Aging Study, yang dikumpulkan para peneliti antara tahun 2003 dan 2005, dari 1970 pria berusia 40-79 tahun.
Untuk menyelidiki apakah metabolit vitamin D bebas dapat memprediksi masalah kesehatan dengan lebih baik, tim membandingkan tingkat vitamin D bebas dan total dalam tubuh pria dengan status kesehatan mereka saat ini, dengan mempertimbangkan usia, indeks massa tubuh (BMI) dan gaya hidup mereka.
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun metabolit vitamin D bebas dan terikat terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi, hanya 25-hidroksivitamin D bebas yang dapat memprediksi masalah kesehatan di masa depan dan tidak membebaskan 1,25-dihidroksivitamin D.
"Data ini lebih jauh menegaskan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan dampak negatif pada kesehatan umum dan dapat memprediksi risiko kematian yang lebih tinggi," ujar Dr Antonio, dikutip Medical News Today, Senin 14 September 2020.
Meskipun temuan ini menjanjikan, penelitian ini bersifat observasional, sehingga para peneliti tidak menentukan mekanisme yang mendasari. Selain itu, tidak mungkin mengumpulkan informasi spesifik tentang penyebab kematian para peserta.
"Data kami sekarang menunjukkan bahwa kadar 25-hidroksivitamin D total dan bebas adalah ukuran yang lebih baik dari risiko kesehatan di masa depan pada pria," kata Antonio menyimpulkan.