Gak Nyangka, 5 Hal Ini Sebabkan Kita Terkena Asam Urat

Ilustrasi kaki.
Sumber :
  • Freepik/schantalao

VIVA – Asam urat merupakan suatu senyawa turunan dari purin. Di mana purin banyak terdapat pada makanan sehari-hari yang kita konsumsi. Jika kita banyak mengonsumsi makanan yang mengandung purin, maka asam urat kita akan meningkat dan menjadi penyakit.

Asam urat seharusnya dikeluarkan lewat ginjal. Jika terlalu banyak akibat konsumsi makanan kaya purin, asam urat tidak bisa dikeluarkan lewat ginjal, sehingga akhirnya menumpuk di dalam darah. Hal inilah yang menimbulkan masalah.

Baca Juga: Daun Pandan Bisa Obati Asam Urat dan Diabetes, Ini Resep dari Ahli

Spesialis penyakit dalam, dr Wismandari Wisnu., SpPD-KEMD, menyebutkan beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan asam urat, berikut di antaranya.

"Yang pertama, makanan-makanan yang banyak jeroannya. Kemudian seafood, emping, daun-daunan hijau. Nah, itu makanan-makanan yang banyak mengandung asam urat. Kalau makan banyak itu, asam uratnya tentu akan meningkat," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne baru-baru ini.

Baca Juga: Aturan Konsumsi Sayuran Hidroponik untuk Penderita Asam Urat

Kemudian yang kedua, adalah orang-orang dengan berat badan berlebih. Menurut dokter Wismandari, orang-orang dengan berat badan berlebih kecenderungan untuk meningkat asam uratnya jauh lebih tinggi dibanding orang yang tidak obesitas.

"Yang ketiga adalah orang-orang yang memiliki penyakit tertentu. Misalnya diabetes, hipertensi, kolesterol. Nah, orang-orang seperti ini memang cenderung asam uratnya meningkat," lanjut dia.

Belum selesai, Wismandari menjelaskan faktor risiko keempat, yaitu keturunan atau ada keluarga yang memiliki asam urat tinggi. Orang-orang yang yang memiliki keturunan asam urat harus berhati-hati, karena kecenderungan asam uratnya bahkan di usia muda pun, sudah sangat tinggi.

"Yang kelima, orang usia lanjut atau laki-laki. Berbagai penelitian mengatakan, laki-laki kemungkinan memiliki asam urat tinggi lebih besar dibanding perempuan," tutur dokter Wismandari.