Heboh Klaim Obat COVID-19 Hadi Pranoto, Ilmuwan Beberkan Faktanya
- Freepik/freepik
VIVA – Masyarakat tengah dihebohkan dengan dengan klaim Hadi Pranoto yang mengaku sudah menemukan obat yang spesifik bisa menanggulangi COVID-19. Ia mengungkap hal itu dalam sebuah video wawancara di kanal Youtube Anji. Terkait dengan hal ini, Plt Kabadan Litbangkes, dr. Slamet, MHP memberikan penjelasannya.
Slamet mengatakan bahwa banyak lembaga internasional dan nasional sedang bekerja keras untuk mendapatkan obat ataupun vaksin COVID-19. Sebagian kandidat vaksin juga sudah memasuki tahap uji klinis tahap akhir. Namun, hingga saat ini belum ada satu negara atau lembaga manapun di dunia yang sudah menemukan obat atau vaksin yang spesifik bisa menanggulangi COVID-19.
Baca juga: IDI Angkat Bicara atas Viralnya Anji dengan Hadi Pranoto
“Indonesia sendiri tergabung dalam riset Solidarity Trial WHO. Yaitu pengujian klinik terhadap 4 alternatif terapi yang sudah dilakukan selama ini, yaitu remdesivir, gabungan lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon (ß1b), dan chloroquine,” kata dia.
Dia menjelaskan, riset ini dilaksanakan untuk mendapatkan bukti klinis yang lebih kuat dan valid terhadap efektivitas dan keamanan terbaik terhadap pasien COVID-19 dan didesain secara khusus untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menghasilkan bukti yang kuat terhadap 4 alternatif terapi tersebut tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip Cara Uji Klinis yang Baik atau Good Clinical Practice (CUKB/GCP).
”Seluruh pasien COVID-19 dirawat dengan terapi dan obat yang sifatnya suportif yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh seseorang sehingga bisa melawan virus corona,” katanya.
Slamet juga menjelaskan tentang cara mendiagnosis COVID-19 dan proses produksi obat. Cara mendiagnosis COVID-19 dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, yang selama ini dilakukan melalui tes polymerase chain reaction (RT-PCR) sebagai standar tracing dan testing di seluruh dunia. Jenis pemeriksaan ini menggunakan sampel usapan lendir hidung atau tenggorokan untuk mengidentifikasi DNA dan RNA virus.
Baca juga: Dianggap Sesat, Hadi Pranoto Sebut Tes Swab Harusnya Cuma Rp10 Ribu
Sementara itu, untuk proses produksi obat harus melalui sejumlah rangkaian yang secara garis besar antara lain:
a. Diawali dengan upaya penemuan bahan atau zat atau senyawa potensial obat melalui berbagai proses penelitian.
b. Bahan atau zat atau senyawa potensial obat tersebut harus melewati berbagai proses pengujian di antaranya adalah uji aktivitas zat; uji toxisitas in vitro dan in vivo pada tahap pra klinik; serta Uji Klinik untuk fase I, fase II dan fase III.
c. Proses izin edar
d. Diproduksi melalui cara pembuatan obat yang baik (GMP) dan dilakukan kontrol pada proses pemasaran.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya akan informasi yang diragukan kebenarannya. Lakukan saring sebelum sharing, bersikap kritis dan cari informasi dari sumber yang terpercaya.
"Kepada seluruh pihak, khususnya tokoh publik, kami harap dapat memberikan pencerahan tentang COVID-19 kepada masyarakat dan bukan sebaliknya menimbulkan pro-kontra,” jelas dr. Slamet.
Baca juga: Kemenkes Keluarkan Pedoman Terbaru Pencegahan Virus Corona
Sebelumnya, ramai video wawancara yang dilakukan oleh musisi Anji dengan seseorang yang disebut sebagai ahli mikrobiologi, sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi COVID-19 Hadi Pranoto.
Dalam video yang berjudul "Bisa Kembali Normal? Obat COVID-19 Sudah Ditemukan!! (Part 1)", Hadi Pranoto mengklaim bahwa telah menemukan antibodi COVID-19 sebagai 'obat' yang bisa menyembuhkan dan mencegah COVID-19. Selain itu, Hadi juga mengatakan swab test untuk virus corona bisa seharga Rp10 ribu – Rp20 ribu.