Mengenal Apa Itu Moebius Syndrom
- Pixabay
VIVA – Baru-baru ini psikater dr. Andreas Kurniawan, SpKJ bercerita mengenai kondisi putranya Hiro, yang baru lahir bulan lalu melalui akun twitter pribadinya @ndreamon. Andreas mengungkapkan, Hiro bayi laki-lakinya terlahir spesial dengan Moebius Syndrom.
"Halo.Anak saya lahir kurang dari satu bulan lalu, dengan kondisi super langka yaitu Moebius syndrome. Hari ini, saya memutuskan untuk terbuka tentang kondisi Hiro. Moebius syndrome, kondisi tanpa ekspresi- sebuah utas," tulis Andreas Kurniawan.
Mengetahui unggahan dr Andreas, banyak yang penasaran, apa itu Moebius Syndrome?
Meobius syndrom
Dilansir dari laman resmi hopkinsmedicine.org, Moebius syndrom merupakan penyakit bawaan lahir atau kongenital yang sangat jarang terjadi. Moebius syndrom ini merupakan suatu kondisi dimana pasien mengalami kelainan saraf pada wajah yang mengendalikan beberapa gerakan mata dan ekspresi wajah. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi saraf yang bertanggung jawab untuk berbicara, mengunyah dan menelan.
Baca Juga: Kisah Shaka Sudah Tertidur 1 Tahun, Sampai Dibawa ke Ningsih Tinampi
Hingga saat ini belum diketahui penyebab terjadinya Moebius syndrom, namun beberapa penelitian menunjukkan Moebius syndrom terjadi karena faktor risiko genetik dan lingkungan. Dalam website resmi Hopkins, dijelaskan bahwa beberapa kasus menunjukkan adanya faktor turunan dari orang tua ke anak, hingga adanya riwayat Moebius syndrom pada keluarga.
Gejala
Terkait gejala dari Moebius Syndrom seperti yang dijelaskan dalam website Hopkins ini antara lain
1. kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot wajah
2. kesulitan menelan atau menghisap
3. kesulitan berbicara dan sering ngeces (drooling)
4.ketidakmampuan untuk membentuk ekspresi wajah seperti tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat alis, mengerutkan bibir atau menutup mata
5. langit-langit mulut sumbing
6. kelainan bentuk tangan atau kaki seperti sindaktili
7. gangguan pendengaran
8. sindrom polamdia
9. keterlambatan sistem motorik
10.strabismus (mata juling)
Penanganan
Penanganan untuk pasien dengan Moebius Syndrom sendiri memerlukan berbagai spesialis termasuk ahli saraf, dokter mata, spesialis THT, ahli patologi wicara hingga ahli bedah plastik.
Dijelaskan juga moebius syndrom dapat berdampak pada saraf kranial yang berfungsi untuk mengontrol otot-otot di lidah, rahang, laring dan tenggorokan. Sehingga anak-anak dengan syndrom ini perlu mendapatkan penanganan dari ahli patologi wicara.
Terapi fisik dan wicara dapat membantu anak-anak mendapatkan kontrol yang lebih besar atas berbicara dan makan mereka, serta meningkatkan koordinasi dan keterampilan motorik secara keseluruhan.
Kesulitan makan juga dapat menyebabkan penumpukan makanan di belakang gigi, sehingga menyebabkan kerusakan. Sering menggosok gigi dan menyikat gigi dapat membantu mencegah penumpukan dan kerusakan pada gigi dan gusi. Untuk anak-anak dengan langit-langit mulut sumbing, ortodontik mungkin diperlukan untuk menyelaraskan gigi dan rahang.