Katarak Tak Hanya Menyerang Lansia, Juga Bayi dalam Kandungan
- Freepik/javi_indy
VIVA – Katarak merupakan penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu.
Seiring waktu, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas harian. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat diobati.
Dokter spesialis mata dari Siloam Hospitals Yogyakarta, dr. Alia Narwastu M, Sp.M., mengatakan penyakit katarak dapat menyerang semua kalangan mulai dari lansia hingga bayi sejak di dalam kandungan. Termasuk, risiko katarak dengan penyakit bawaan lainnya, misalnya diabetes dan hipertensi.
Baca juga: 3 Kebiasaan Sederhana Ini Picu Luka Bakar di Rumah
"Katarak bisa mengenai semua kalangan. Umumnya pada manula berusia diatas 60 tahun, namun pada ibu hamil yang mengalami infeksi pun kekurangan asupan gizi, bayi yang dikandungnya dapat mengalami katarak kelak jika dilahirkan," ujar dokter Alia Instagram live Siloam Hospitals Yogyakarta.
Lebih lanjut, dokter Alia menjelaskan bahwa jika ibu hamil terserang infeksi, khususnya rubella, dapat menjadi penyebab utama terjadinya katarak kongenital pada anak yang dilahirkan.
"Katarak kongenital dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata anak. Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, seperti obat kortikosteroid dan amiodaron, dapat memicu katarak," lanjut dia.
Selain itu, beberapa faktor risiko lain katarak di antaranya penuaan yang menjadi penyebab tersering kekeruhan lensa atau katarak, trauma, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, serta paparan sinar matahari yang lama pada mata, termasuk adanya paparan toksin atau racun.
"Adanya riwayat keluarga yang mengidap katarak serta riwayat operasi pada lensa mata," kata dokter Alia menambahkan.
Baca juga: Antioksidan Dalam Buah Pisang Ampuh Jaga Imunitas
Jika timbul beberapa gejala katarak yang semakin mengganggu atau semakin memburuk dampaknya, merasakan nyeri pada mata atau kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, dokter Alia menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk penanganan lebih lanjut.
"Mata merupakan salah satu organ yang paling utama dan sangat sensitif. Jadi ada baiknya segera melakukan konsultasi atau pemeriksaan secara berkala. Karena metode pengobatan, misalnya melalui pemberian tetes mata atau salep atau krim, tidak sepenuhnya dapat berhasil mengobati penyakit mata, khususnya penyakit katarak," ujarnya.