Tanggapan Ikatan Dokter Indonesia Terkait Unggahan Anji

Anji
Sumber :
  • VIVA / Ichsan Suhendra

VIVA – Nama musisi Anji tengah menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul dengan unggahan di akun instagram Anji terkait dengan foto jenazah pasien COVID-19 yang terbungkus plastik di atas ranjang rumah sakit. 

Foto yang diunggah Anji itu merupakan tangkapan layar dari akun Instagram bernama @joshirwandi. Musisi itu kemudian memberikan penjelasan panjang mengenai foto tersebut yang disebutnya memiliki kejanggalan. Salah satunya, Anji menyinggung soal COVID-19 yang menurutnya tidak terlalu berbahaya seperti dalam berita.

"Saya percaya cvd itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil," tulisnya.

Terkait dengan ramainya respon atas unggahan Anji itu, pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) angkat bicara. Humas IDI, dr. Abdul Halik Malik menyebut, jika memang COVID-19 tidak berbahaya, maka tidak banyak yang sakit dan meninggal akibat virus ini. Berdasarkan data terakhir tercatat ada 68 dokter yang dilaporkan meninggal dan ada ratusan dokter lainnya yang dirawat karena karena COVID-19. 

"Secara logika saja kalau COVID19 ini tidak berbahaya, maka tidak banyak yang sakit dan meninggal, tidak akan menjadi pandemi yang menyebar ke seluruh dunia," kata Halik kepada VIVA.co.id, Senin 20 Juli 2020. 

Halik mengingatkan siapa pun hendaknya memberikan informasi publik sesuai situasi yang sebenarnya, bukan atas dasar asumsi apalagi provokasi. Selain itu. Halik juga menghimbau agar semua pihak agar berhati-hati dan bijak dalam berbagi informasi, beri kabar yang benar dari sumber yang terpercaya, merujuk pada otoritas yang berwenang dan para ahli berdasarkan fakta yang ada. Halik juga berharap agar masyarakat tidak mudah percaya pada berita yang tidak merujuk pada fakta atau sumber informasi yang jelas.

Baca juga: Kondisi Terkini Polo Srimulat

"Di tengah maraknya informasi negatif, hoaks dan misinformasi yang cepat sekali viralnya, upaya literasi informasi sangat penting untuk mencegah infodemi di tengah pandemi, artinya sosialisasi dan edukasi informasi seputar COVID-19 masih diperlukan," kata Halik.

Anji kemudian menjelaskan maksud tulisannya tersebut. Dalam akun twitternya, Anji sekaligus meminta maaf jika tulisan itu buat beberapa pihak keliru dalam menanggapi.