Kurang Minum Sebabkan Nyeri Pinggang, Benarkah?

Ilustrasi gaya hidup sedentari/sakit pinggang/wasir.
Sumber :
  • Freepik/yanalya

VIVA – Minum air tidak boleh dilewatkan agar tubuh tetap terhidrasi. Dianjurkan untuk mengonsumsi air putih mininal 8 gelas setiap harinya. 

Jika kebutuhan air harian tidak terpenuhi, sejumlah masalah akan terjadi. Sebut saja sulit fokus hingga nyeri pinggang. Tapi, benarkah kurang minum sebabkan sakit pinggang? Ternyata jawabannya tidak. 

"Itu saya rasa kurang tepat, kalau kurang minum biasanya dehidrasi, panas badan. Kecuali ada kelainan ginjal," kata dokter spesialis bedah orthopedi & traumatologi di RS Pondok Indah - Puri Indah, Muki Partono dalam webinar ‘Solusi Nyeri Pinggang’, belum lama ini.

Baca juga: Efeknya Fatal, Jangan Pernah Atasi Saraf Kejepit dengan Diurut

Mukti menjelaskan, nyeri pinggang umumnya disebabkan oleh saraf kejepit atau bisa juga terjadi karena trauma atau cedera pada jaringan, atau otot-otot di sekitar tulang belakang.

"Tapi, nyeri pinggang bukan karena air mineral. Biasanya sebab lain, kelainan pada bantalan yang dipicu aktivitas yang berat untuk tulang belakang," jelas dia.

Mukti menjelaskan ada sejumlah aktivitas keseharian yang dilakukan masyarakat yang tanpa disadari dapat membebani tulang belakang. Salah satunya tidur.

"Menurut penelitian, tidur saja akan terjadi penekanan pada bantalan cakram 25 kg. Kalau tidur miring ke kiri atau kanan dia lebih besar 3 kali," kata dia. 

Selain itu, aktivitas duduk juga ternyata dapat membebani tulang belakang lebih besar dibandingkan tidur atau berdiri.

"Paling tinggi yang tidak kita sadari bahwa beban tulang cakram paling besar adalah pada saat duduk dan membungkukkan badan. Ini sering kita lakukan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, mencuci atau di kantor banyak duduk di depan laptop, ambil barang di bawah, itu sederhana tapi picu tekanan cakram tulang belakang yang sebabkan problem nyeri pinggang," kata dia.