4 Fakta Vaksin COVID-19 Rusia yang Paling Pertama Diuji ke Manusia

Ilustrasi Vaksin COVID-19
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Rusia menjadi negara pertama yang mengklaim bahwa vaksin corona telah berhasil dibuat. Bahkan, pihak peneliti mengaku siap memasarkannya pada masyarakat dunia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, setidaknya ada 21 vaksin saat ini dalam uji coba di seluruh dunia. Setiap negara dan setiap lab mengambil pendekatan berbeda untuk menemukan solusi yang tepat untuk menghentikan virus corona.

Baca juga: WHO Sebut Ratusan Vaksin Virus Corona Siap Produksi di Akhir Tahun

Jika vaksin asal Rusia ini terbukti efektif dan aman, maka Rusia menjadi negara paling pertama yang mampu mengembangkan antivirus untuk COVID-19. Namun, apa saja sebenarnya fakta-fakta dari vaksin ini? Berikut dirangkum dari laman Forbes, Selasa 14 Juli 2020.

Uji coba klinis berhasil

Brasil sebelumnya menjadi bidikan utama untuk pemberian vaksin COVID-19 oleh peneliti di Universitas Oxford. Nyatanya, peneliti dari Rusia yang pertama kali menyelesaikan uji coba klinis atau uji pada manusia.

Elena Smolyarchuk, kepala peneliti untuk Pusat Penelitian Klinis Obat-obatan Rusia di Sechenov University, mengatakan bahwa uji coba pada manusia untuk vaksin telah selesai dan pasien uji akan segera diberhentikan.

“Penelitian telah selesai dan itu membuktikan bahwa vaksin itu aman. Para relawan akan diberhentikan pada 15 Juli dan 20 Juli," ujar Smolyarchuk.

Belum ada tanggal edar pasti

Dengan fakta selesainya uji klinis tersebut, maka vaksin sudah memasuki tahap akhir. Artinya, vaksin bisa segera diproduksi dan diedarkan. Namun, tidak ada informasi lain tentang kapan vaksin ini akan memasuki produksi komersial. 

20 orang menjadi relawan vaksin

Rusia telah mengizinkan uji klinis dua bentuk vaksin virus corona potensial yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Nasional Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. Yang pertama dilakukan di Rumah Sakit Militer Burdenko. Vaksin lain diberikan untuk menguji pasien di Sechenov First Moscow State Medical University.

Baca juga: Ini Bedanya Penularan Virus Corona Lewat Airborne dan Droplet

Sekitar 20 orang mengajukan diri untuk injeksi. Setelah diberi suntikan, para relawan diminta untuk karantina di rumah sakit selama 28 hari.

Terbukti efektif tingkatkan imunitas

Sebelumnya, hasil tes vaksin COVID-19 yang dilakukan pada sekelompok sukarelawan di Rusia menunjukkan bahwa mereka mengembangkan kekebalan terhadap virus corona. Tetapi, penjelasan detail akan jenis vaksin yang dikembangkan tak dibahas dalam artikel tersebut.

Rusia telah melaporkan 719.449 kasus virus corona. Sekitar 11.188 orang telah meninggal karena komplikasi yang disebabkan oleh COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh SARS baru.