COVID-19 Menular Lewat Udara, Harus Ada Masker yang Lebih Protektif

Warga memakai masker sebagai cara mengantisipasi penyebaran virus corona.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Ratusan ilmuwan menemukan bukti bahwa COVID-19 bisa menular melalui udara dan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski WHO masih butuh observasi lebih lanjut, pakar menyebut akan ada berbagai perubahan dalam upaya pencegahan.

Salah satu yang terpenting adalah jenis masker yang berbeda dari yang dikenakan saat ini. Sebab, masker yang kurang protektif bisa membuat virus corona jenis baru itu menelusup ke celah-celah dan terhirup oleh hidung dan mulut.

Baca juga: Filter Udara untuk Tangkap dan Bunuh Virus Corona Telah Dikembangkan

"Walau (bukti) masih belum valid tapi pemikiran ke arah sana ada. Ini akan ubah tata cara kita lindungi diri. Artinya, maskernya pun akan lebih protektif (karena) bisa masuk dan terhirup lewat celah masker," ujar dokter spesialis paru, dr. Budhi Antariksa Ph.(D), Sp. P (K), dalam Acara Media Virtual oleh Imboost, Kamis 9 Juli 2020.

Dokter Budhi menerangkan, konsekuensinya tentu akan sangat terasa pada biaya. Dengan masker yang bersifat sangat protektif, harga yang dipasarkan pun pasti lebih mahal.

"Konsekuensi akan ada biaya lebih mahal karena yang biasanya masker bedah tapi dengan (penularan) airborne bisa saja harus pakai masker N95. Mahal sekali," kata dia.

Tak hanya masker yang diperketat, namun menjaga jarak juga masih perlu ditekankan. Selain itu, nantinya pemerintah juga perlu rutin menyemprotkan disinfektan ke udara.

"Kebijakan-kebijakan untuk pencegahan akan lebih protektif lagi. Pemda harus disinfektan udara lebih sering dan itu ada biaya lagi," tambahnya.