3 Aturan Aman Berbelanja saat Pandemi COVID-19
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Pandemi COVID-19 tak hanya berdampak pada kesehatan tapi juga memicu krisis ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia. Hal yang sama juga dirasakan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berimbas pada pendapatannya.
Keengganan masyarakat untuk berbelanja di UMKM lantaran khawatir akan protokol kebersihan dalam pencegahan COVID-19. Hal ini membuat Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mendorong pelaku UMKM untuk mulai menjalani protokol kesehatan yang baru di era new normal.
"Kami memberikan apresiasi kepada Coca-Cola, UKM Center FEB UI, dan QASA atas inisiasi 'Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)' sebagai salah satu solusi untuk selain bertahan di saat krisis, juga meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko/warung tradisional untuk bersiap memasuki kenormalan baru (new normal) diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat dan aman," katanya baru - baru ini dikutip dari siaran pers, Senin 6 Juli 2020.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Call Center Kemenkop UKM terdapat 236.980 UMKM terdampak. Permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan atau permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya bahan baku, dimana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33 persen.
"Gerakan Toko BERSAMA" diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha Toko atau Warung di tanah air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat," tutur Teten Masduk.
Lantas, apa saja yang harus diperhatikan saat berbelanja untuk mencegah COVID-19? Berikut tiga aturan yang wajib dipahami.
Hindari berkumpul
"Sebaiknya hindari berkumpul, seperti saat ada diskon, hindari dulu. Risiko penularan besar jika kumpul lebih dari 20 orang," ujar pakar epidemiologi, Dr. dr. Shirley Ivonne Moningkey, M.kes., dalam acara Hidup Sehat, di tvOne, baru-baru ini.
Tidak menyentuh masker
Shirley menekankan pentingnya menjaga jarak serta mengenakan masker saat berbelanja di pasar. Penggunaan masker juga harus tepat dengan menutup hidung, mulut, dan dagu.
Shirley tak menyarankan membuka-tutup masker saat masih beraktivitas di pasar karena risiko penularan lebih besar. Terlalu sering menyetuh masker malah berisiko menularkan virus dari tangan.
Sekat antar penjual dan pembeli
Bagi penjual, Shirley menyarankan agar tidak berdagang saat tubuh sedang tidak segar dan bugar. Disarankan juga agar proses jual-beli di pasar ditambah fasilitas seperti semacam plastik untuk sekat antara penjual dan pembeli