Ahli Tegaskan Masker Tidak Menyebabkan Masalah Pernapasan

Ilustrasi virus corona/COVID-19/masker.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), telah menyarankan penggunaan masker untuk mengurangi risiko infeksi virus corona atau COVID-19. 

Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa memakai masker dalam waktu yang lama dapat mengganggu pernapasan bahkan meracuni kita dengan kelebihan karbon dioksida (CO2). Tapi, para ahli mengonfirmasi bahwa masker tidak menyebabkan hal demikian. 

"Tidak ada risiko hiperkapnia (retensi CO2) pada orang dewasa sehat yang menggunakan penutup wajah, termasuk masker kain dan medis, serta N95. Molekul karbondioksida bebas berdifusi melalui masker, yang memungkinkan pertukaran gas normal saat bernapas," ujar Dr Robert Glatter, dokter darurat di Lenox Hill Hospital, New York, AS, dikutip Healthline, Kamis, 25 Juni 2020. 

Menurut Glatter, orang-orang sehat tidak perlu khawatir ada efek negatif dari mengenakan masker. Namun, dia memperingatkan, orang-orang yang memilki masalah dengan paru-paru harus lebih memerhatikan pemakaian masker. 

"Pada orang dengan sleep apnea atau penyakit paru-paru parah yang membutuhkan oksigen, masker dapat menimbulkan risiko masuk udara normal dan pertukaran gas, sehingga membuat pernapasan menjadi bermasalah. Pasien-pasien ini harus mendiskusikan dengan dokter saat akan mengenakan masker," kata dia. 

Oleh karena itu, Glatter mengimbau bagi orang-orang yang sehat atau tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan paru-paru, untuk terus mengenakan masker saat keluar rumah, karena pandemi COVID-19 belum berakhir. 

Memahami pentingnya pemakaian masker, sebanyak puluhan ribu pengusaha warung serta distributor produk es krim Aice se-Indonesia telah membagikan secara total ribuan paket yang terdiri dari bahan pokok, Alat Perlindungan Diri (APD) seperti masker dan baju hazmat, peralatan cuci tangan, minuman dan makanan ringan ke masyarakat ekonomi lemah yang berada di sekitar wilayah usahanya. 

Kegiatan ini dijalankan secara kolektif bersama ratusan karyawan Aice Group dan perusahaan distributornya di wilayah Sumatera, Jawa dan Sulawesi sejak akhir April lalu.

Brand Manager Aice Group, Sylvana Zhong mengatakan bahwa misi kemanusiaan yang dilakukan oleh jaringan pemasar es krimnya ini adalah lanjutan dari kegiatan pencegahan penyebaran COVID-19 yang sudah dimulai Aice Group secara nasional sebelumnya. Belasan rumah sakit rujukan COVID-19, Pesantren, dan Majelis Taklim telah menjadi target donasi perusahaan bersama karyawannya dan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).

"Kami lihat kegiatan yang kami dorong dan juga diinisiasi para pengusaha kecil dan warung ini sangat positif sekali. Mereka terinsipirasi oleh gerakan perusahaan dan karyawan kami bersama GP Ansor sebelumnya," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis, 25 Juni 2020. 

"Gerakan ini jadi makin masif karena juga didukung oleh para distributor. Kami berharap misi sosial ini akan membantu Pemerintah dan masyarakat dalam melawan pandemi COVID-19 ini," tutur Sylvana.