Jangan Tunda, Keluhan Masalah Reproduksi Harus Segera Diperiksa

Ilustrasi wanita
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Beberapa wanita kerap mengalami keluhan permasalahan reproduksi, seperti keputihan, nyeri perut, atau haid tidak lancar. Namun, sejak merebaknya pandemi COVID-19, para wanita dengan keluhan ini enggan memeriksakan ke dokter di rumah sakit.

Padahal, pemeriksaan ke dokter kandungan ke rumah sakit akan sangat diperlukan untuk mengetahui dan menuntaskan keluhan yang dialami.

Dokter Spesialis obstetri dan ginekologi RS Siloam Hospitals Semarang, dr Nurul Setiyorini SpOG., menyampaikan, masalah umum yang terjadi terkait organ reproduksi adalah keputihan, perdarahan di luar siklus, control bleeding, nyeri perut, perut membesar, haid tidak lancar dan program kehamilan.

“Untuk mengetahui penyebab dari berbagai keluhan tersebut biasanya kami menerapkan anamnesis atau konsultasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,” ungkap dr Nurul Setiyorini SpOG., dalam sesi webinar Health Talks RS Siloam Hospitas Semarang.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu berupa pemeriksaan dalam vagina. Hal ini guna mengetahui keberadaan tumor atau cairan abnormal yang visibel atau beberapa cacat bawaan yang tampak. Selain itu, pemeriksaan dalam vagina juga untuk mengetahui massa tumor, nyeri pada organ reproduksi, dan deteksi awal kehamilan di luar kandungan.

"Sedangkan pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi yang membantu mengkonfirmasi beberapa kelainan yang sudah ditemukan dalam pemeriksaan fisik," lanjutnya.

Namun, banyak para wanita yang menunda pemeriksaan keluhan yang dialaminya di masa pandemi COVID-19. Hal ini tentu saja akan membuat wanita merasa tidak nyaman dengan keluhan tersebut. Memang tidak dapat dipungkiri pada saat pembatasan skala besar atau pembatasan kegiatan masyarakat, masyarakat diimbau untuk tetap dirumah dan menunda pemeriksaan jika tidak ada kegawatan. Terutama menunda jika pemeriksaan genekologi rutin.

“Di masa ini, yang disarankan segera periksa adalah apabila terjadi nyeri, dan pengeluaran abnormal dari jalan lahir pada ibu hamil,” tegasnya. 

Dikatakan Nurul, di masa new normal masyarakat bisa mejalani aktivitas seperti biasa asalkan tetap menjalankan potokol kesehatan. Di antaranya memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jaga jarak. Dengan demikian, new normal tidak menghalangi individu sehat untuk melakukan aktivitas di luar ruang.

“Pemeriksaan ginekolog dapat dilakukan pada masa new normal. Caranya adalah dengan memilih rumah sakit yang menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Seperti yang dilakukan di RS Siloam Hospitals Semarang,” ujarnya.