Ada Korelasi antara Cemilan dengan COVID-19
- Pixabay
VIVA – Daya tahan tubuh menjadi andalan kita, untuk bisa terhindar dari wabah COVID-19. Jika kekebalan tubuh lemah, maka segala macam penyakit dapat dengan mudah menyerang, termasuk virus.
Meski hingga saat ini belum ada makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah seseorang terinfeksi COVID-19, namun sistem kekebalan tubuh yang kuat tetap dibutuhkan untuk menjalankan fungsi sistem imun secara normal, agar tubuh bugar dan terhindar dari penyakit lainnya.
Baca juga: BPOM Perbolehkan Konsumsi Klorokuin untuk COVID-19, Ini Syaratnya
Rektor Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), Iwan Surjawan, PhD menyatakan, Ada banyak zat gizi yang berperan langsung dalam menjalankan sistem kekebalan tubuh secara normal. Contohnya, vitamin (seperti vitamin A, B6, folat, B12, C, dan D) dan mineral (seperti zat besi, seng, selenium, dan tembaga).
“Brokoli, kembang kol, dan jambu batu adalah sumber vitamin C yang baik. Vitamin B6 dapat diperoleh dari daging, sayuran, pisang, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Daging, ikan, dan telur adalah sumber vitamin B12 dan zat besi. Selain itu, jaga tubuh tetap terhidrasi dengan mengonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas per hari,” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat 19 Juni 2020.
Selama pandemi, ia menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, garam dan gula. Contohnya, keripik, gorengan, mie instan, serta minuman yang mengandung gula berlebihan. Sebab, hal itu akan memicu peningkatan berat badan, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.
Kebiasaan mengonsumsi cemilan, kerap dilakukan oleh mereka yang menyelesaikan pekerjaan dari rumah. Menurut Iwan, hal itu bisa tetap dilakukan, namun jenis cemilannya diganti dengan buah potong, sayuran atau kacang-kacangan yang kaya akan serat.
Sementara itu, Faculty of Food Science and Nutrition i3L, Widya Indriani menjelaskan bahwa sistem kekebalan tubuh juga bisa lebih kuat apabila konsumsi nutrisinya seimbang. Ia juga mengatakan, ada beberapa penelitian yang menyataan bahwa kondisi penyakit yang berkaitan dengan obesitas, dapat memperparah efek COVID-19.
“Berdasarkan pengamatan dari beberapa negara, orang dengan obesitas yang terinfeksi COVID-19 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena komplikasi,” jelasnya.