Awas, Hand Dryer Bikin Virus 'Terlempar' Hingga 3 Meter

Pengering tangan atau hand dryer
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Mencuci tangan menjadi sebuah kebiasaan yang kini rutin dijalani dalam mencegah penularan COVID-19 di era new normal. Usai mencuci tangan, banyak masyarakat yang memakai dry hand atau pengering tangan untuk menghilangkan sisa air di tangan. Amankah?

Kebiasaan tersebut tersebut ternyata bisa memicu penularan virus termasuk SARS-CoV-2 makin masif. Pasalnya, uap yang keluar dari mesin pengering tangan dapat 'melempar' virus dari tangan ke udara. Terlebih jika cara mencuci tangannya tidak tepat sehingga membuat virus masih tersisa.

"Dengan ada dry hand, tangan basah, aerosol (percikan air) bisa menyebarkan virusnya lagi," ujar dokter spesialis kulit, dr Nenden SpKK, dalam acara Hidup Sehat, tvOne, Rabu 17 Juni 2020.

Uap di dry hand, kata dokter Nenden,  cenderung tinggi dan membuat ruangan tersebut berisiko dikelilingi oleh virus. Saat ada banyak orang di tempat itu, penularan bisa terjadi dengan virus yang mungkin terhirup.

"Apalagi kecepatan tinggi akan sebabkan banyak aerosolnya, (virus) bisa terbang sampai 3 meter. Belum kalau ada antrean jadi enggak bisa jaga jarak," tutur dia.

Adapun proses pengeringan tangan usai mencuci tangan adalah hal yang sering terlupakan. Padahal, dokter Nenden menilai, mengeringkan tangan sangat penting untuk mencegah penularan.

"Tangan harus dikeringkan, enggak boleh basah diciprat-ciprat. Kalau basah, tangan nempel ke mana, malah kuman nempel lagi. Keringkan pakai tisu disposibel atau sekali pakai," kata dia.