WHO: Semprot Disinfektan di Tempat Terbuka Tidak Membunuh Virus Corona
- ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA – Menyemprotkan disinfektan di jalan-jalan, seperti yang dilakukan oleh banyak negara, tidak akan menghilangkan virus corona atau COVID-19, bahkan dapat menimbulkan risiko kesehatan, demikian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan.
Dalam pedoman pembersihan dan disinfektan permukaan sebagai bagian dari respons terhadap virus, WHO mengatakan bahwa penyemprotan disinfektan di tempat terbuka tidak efektif.
"Penyemprotan atau pengasapan ruang luar, seperti jalan atau pasar tidak disarankan untuk membunuh COVID-19 atau patogen lain karena disinfektan tidak diaktifkan oleh kotoran dan puing-puing," tegas WHO dikutip Times of India, Rabu 20 Mei 2020.
Bahkan, dengan tidak adanya bahan organik, penyemprotan bahan kimia tidak mungkin cukup untuk menutupi semua permukaan selama durasi waktu yang diperlukan untuk menonaktifkan patogen.
Menurut WHO, jalan dan trotoar tidak dianggap sebagai reservoir infeksi COVID-19. Melakukan penyemprotan disinfektan bisa berbahaya bagi kesehatan. Dokumen WHO juga menekankan bahwa menyemprot individu dengan disinfektan tidak dianjurkan dalam keadaan apa pun.
"Ini bisa berbahaya secara fisik dan psikologis dan tidak akan mengurangi kemampuan orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus melalui percikan air liur atau kontak," kata dokumen itu.
Menyemprotkan disinfektan yang mengandung klorin atau bahan kimia beracun lainnya pada manusia dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, efek gastrointestinal dan bronkospasme.
Tidak hanya itu, pedoman ini juga memperingatkan penyemprotan dan pengasapan sistematis dari disinfektan pada permukaan di dalam ruangan.
Cara terbaik untuk mendisinfeksi permukaan adalah dengan bantuan kain. Ambil kain, rendam dalam disinfektan dan lap permukaannya.
Virus SARS-CoV-2 dapat menempel pada permukaan dan benda. Namun, belum ada informasi yang tepat tentang berapa lama virus dapat tetap menular dan melekat pada berbagai permukaan.
Padahal beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa virus dapat bertahan di beberapa permukaan selama beberapa hari. Namun, durasi maksimum hanya bersifat teoritis karena hanya dicatat pada saat di laboratorium.