Studi: Masker Kain 70 Persen Efektif Cegah Penularan Virus
- ANTARA FOTO/Makna Zaezar
VIVA – Pemerintah mewajibkan masyarakat untuk mengenakan masker ketika berada di luar rumah. Imbauan ini dibuat sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achamd Yurianto menjelaskan aturan wajib mengenakan masker ketika berada di luar rumah Dia menjelaskan, masyarakat yang sehat bisa menggunakan masker berbahan dasar kain dan tidak menggunakan masker bedah atau masker N95 yang diperuntukkan bagi tenaga medis.
Lalu seberapa efektif penggunaan masker dalam penanganan wabah corona ini? Belum lama ini seorang profesor kimia di Universitas Keio Jepang, Dr. Tomoaki Okuda melakukan sebuah penelitian dengan membandingkan beberapa jenis masker, mulai dari masker bedah, masker kain yang dibuat sendiri hingga masker yang terbuat paper towel.
Dalam penelitian ini, Okuda melakukan pengukuran seberapa baik ketiga jenis masker tersebut dapat memblokir partikel di udara menggunakan Scanning Mobility Particle Sizer (SMPS).
Dalam eksperimennya, Okuda menyetel peralatan untuk mencari partikel berukuran virus, yang diperkirakan berdiameter antara 20 dan 100 nanometer. Kemudian mengikatkan ketiga jenis masker tersebut di sekitar celah selang dan mengukur jumlah partikel udara yang bisa melewatinya.
Dilansir dari laman AsiaOne, dari penelitian itu didapatkan hasil seperti berikut ini
Masker bedah
Dari penelitian tersebut, SMPS mengukur sekitar 1.800 partikel per sentimeter kubik udara yang lewat. Artinya masker bedah ini memiliki efisiensi 70 persen dalam memblokir partikel masuk ke saluran pernafasan.
Masker paper towel
Dengan menggunakan tiga paper towel, SMPS mengukur sekitar 1.000 partikel per sentimeter kubik udara yang lewat. Artinya masker jenis ini 80 efektif memblock partikel virus masuk dibandingkan dengan masker bedah.
Masker kain
Masker kain yang belakangan ramai-ramai dibuat sendiri oleh masyarakat ternyata memiliki efektivitas sebesar 70 persen. Dari pengukuran menggunakan SMPS sekitar 1.800 partikel per sentimeter kubik udara yang mampu ditangkal masker ini.
Tanpa masker
Selain itu, Dr Okuda menguji selang tanpa masker yang menutupinya dan SMPS mengukur sekitar 6.000 partikel per sentimeter kubik udara di ruangan yang berukuran antara 10 dan 150 nanometer. Artinya, jika kita berada di dekat orang yang terinfeksi, ada potensi banyak partikel virus yang kita hirup.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan masker dapat menurunkan potensi penularan infeksi. Hasilnya juga cukup mengejutkan, karena masker yang terbuat dari kain memiliki tingkat efektivitas yang sama seperti masker bedah dalam memblokir partikel virus.
Namun, terlepas dari jenis masker apa yang paling efektif mencegah penyebaran virus. Penting untuk masyarakat tetap menjaga pola hidup bersih dengan rajin mencuci tangan, tidak menyentuh area wajah ketika belum mencuci tangan, dan tetap tinggal di dalam rumah.