Heboh Avigan Faviparvir Ampuh Obati COVID-19, Bagaimana di Indonesia?

Ilustrasi obat.
Sumber :
  • pixabay/tlspamg

VIVA – Kabar mengenai Favipiravir belakangan ramai dibicarakan. Obat itu disebut mampu menyembuhkan pasien COVID-19. Hal ini salah satunya diungkapkan oleh Menteri Sains dan Teknologi China, Zhang Xinmin. 

Mulanya obat itu dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical dan memiliki nama lain obat Avigan. Favipiravir sendiri sudah mendapat persetujuan untuk digunakan oleh pemerintah Jepang pada 2014 silam.

Dilansir dari laman Pharmaceutical Technology, Jepang pernah menggunakan Favipiravir sebagai pengobatan gawat darurat untuk penanganan virus ebola di Guinea pada 2016 yang lalu.

Selain Jepang, obat tersebut juga telah mendapat persetujuan dari China untuk diproduksi secara massal oleh Farmasi Zhejiang Hisun. Obat ini digunakan untuk orang dewasa yang terserang influenza secara berulang. Hal ini diketahui dari arsip perusahaan yang dihimpun pada bulan lalu.

Baca Juga: Biar Wabah COVID-19 Berakhir, Skenario Ini Bakal Diterapkan Pemerintah

Sebelumnya, media China melaporkan bahwa obat Favipiravir telah disetujui untuk diinvestigasi lebih lanjut terkait kegunaannya dalam menyembuhkan pasien terjangkit COVID-19.     

Di kota Shenzen, China, percobaan medis dilakukan dengan melibatkan 80 partisipan. Hasilnya, mereka yang diberikan obat Favipiravir mengalami kemajuan dalam pernafasan dada. 

Selain itu, mereka yang mendapat asupan obat dinyatakan negatif virus dalam waktu yang lebih cepat, jika dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi obat.

Menganggapi hal tersebut, Vaksinolog jug Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Omni Hospitals Pulomas, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD mengatakan bahwa hingga saat ini memang ada beberapa obat yang masih dalam tahap ujicoba, dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. 

Salah satunya adalah Favipiravir yang telah diujicoba ke ratusan pasien COVID-19 di beberapa negara. Namun demikian, obat-obat  tersebut masih dalam tahap ujicoba. Dirga mengatakan, memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kefektifan obat.

"Sampai saat ini, belum ada pengobatan spesifik yang standar untuk COVID-19," ujar dr Dirga kepada VIVA, Kamis 19 Maret 2020.