Ramai Tes COVID-19, Ahli: Kalau Tak Diswab Bukan Tes Corona

Ilustrasi pemeriksaan virus corona. Reuters/L. Echeverria
Sumber :
  • dw

VIVA – Simpang siurnya informasi masyarakat mengenai tes COVID-19 di rumah sakit rujukan membuat masyarakat kebingungan menghadapi wabah pennyakti tersebut. Di media sosial banyak juga netizen yang mengklaim telah melakukan tes COVID-19 dan menyertakan langkah-langkahnya.

Dalam penjabarannya, seorang pengguna Twitter dengan nama akun @_whymsycal, mengaku telah melakukan tes COVID-19. Ia menulis bahwa dirinya melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Persahabatan, atau tepatnya di poli khusus Klinik Edelwais. 

Mulanya ia diminta mengisi formulir mengenai gejala dan riwayat penyakit. Setelah menunggu gilirannya selanjutnya ia diperiksa kondisi badan secara keseluruhan, mulai dari suhu, berat, tekanan darah, hingga kadar oksigen dalam tubuh. 

"Setelah kondisi badan di cek, nanti akan diarahkan untuk diambil darahnya untuk pemeriksaan laboratorium.  Selesai cek darah, akan diberikan form consent untuk ronsen paru yg ditandatangani, kemudian akan diarahkan ke ruang radiologi," tulis dia.

Setelah menunggu selama kurang lebih 2-3 jam ia mengaku mendapatkan surat pernyataan yang menyatakan bahwa dirinya sehat. 

Setelah ronsen, selesai sudah rangkaian screening test corona, ia menyatakan tinggal tunggu 2-3 jam. Mengenai pernyataan tersebut, dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog di Omni Hospitals Pulomas,  dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, , saat dikonfirmasi secara terpisah oleh VIVA mengatakan bahwa tes tersebut bukanlah tes COVID-19. 

"Sampai hari jumat minggu lalu yang di RSUP, dan RSPAD itu hanya permiksaan umum yang memang fokusnya mencari kelainan di sistem pernapasan makanya ronsen pemeriksaan darah,"ujar Dirga kepada VIVA

"Kalau tidak dilakukan swab di saluran napas dan ditenggorkan atau di hidung itu bukan tes corona."

Dirga menjelaskan bahwa untuk mengidentifikasi seorang terinfeksi COVID-19 atau tidak harus dengan swab. Hasil dari swab tersebut nantinya akan dikirim ke lab Litbangkes untuk mengkonfirmasi COVID-19. Sedangkan, tes yang banyak dilakukan dan dibagikan di media sosial hanya pemeriksaan umum.

"Makanya kalau dilihat sertifikanya adalah sertifikat sehat, ga ada itu sertifikat bebas corona, itu harus lewat tes seperti yang tadi saya bilang dulu dengan PCR tadi," ujar Dirga. 

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik secara berlebihan. Jika memang memiliki gejala seperti batuk pilek, lebih baik dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu. 

"jadi menurut saya kalau gejalanya berupa batuk pilek biasa tidak ada riwayat kunjungan, tidak ada kontak, masyarakat tidak perlu panik, silakan ke dokter dulu nanti dokter yang akan menilai apakah perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan atau tidak,' kata Dirga.