Tak Tunjukkan Gejala Awal, Begini Cara Deteksi Dini Penyakit Ginjal
- wikybrew
VIVA – Penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor. Misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif dan lain-lain. Penyakit ginjal kronik biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas, sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Oleh karena itu, sangat penting mengenali faktor risiko penyakit ginjal. Faktor risiko ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat diubah dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, di antaranya, riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, kelahiran prematur dan usia tua. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yaitu diabetes tipe-2, hipertensi, konsumsi obat yang bersifat toxic untuk ginjal, seperti obat penghilang nyeri dan NAPZA.
Penyakit ginjal kronik awalnya tidak menunjukkan tanda dan gejala, namun dapat berjalan progresif menjadi gagal ginjal. Tetapi, jika penyakit ini dapat dikenali secara dini, maka pengobatan dapat segera dimulai. Dengan demikian komplikasi akibat penyakit ini dapat dicegah.
Ditemui saat Peringatan Hari Ginjal Sedunia, Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI), dr. Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH, mengatakan sebagai langkah deteksi dini, kita harus mengenal diri kita sendiri apakah berisiko atau tidak.
"Mulai dari sebelum jatuh sakit, cari ada faktor risiko atau enggak. Apakah ada hipertensi, diabetes, perlu tahu gula darah, apakah merokok, obesitas dan gimana pola gaya hidup kita,” ujarnya di Hotel Manhattan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Tinggi GGL (garam, gula, lemak) enggak. Lihat dari keluarga, apakah ada yang menderita gangguan ginjal, diabetes, hipertensi," kata dia.
Untuk mengetahuinya, Kamu bisa melakukan pemeriksaan fungsi ginjal untuk mengidentifikasi adanya penyakit ginjal sedini mungkin. Pemeriksaan darah dan urine dapat dilakukan untuk mengetahui penurunan fungsi ginjal. Lalu, seberapa sering pemeriksaan itu harus dilakukan?
"Tergantung, contoh hipertensi. Pas muda tekanan darah normal, kalau dari panduan, diulang tahunan kalau muda. Kalau lebih dari 50 tahun harus lebih sering. Kemungkinan tekanan darah makin tinggi, karena pembuluh darah makin kaku," kata dia.