Penjelasan WHO Pilih COVID-19 Sebagai Nama Virus Corona Wuhan
- Strait Times
VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya telah memutuskan sebuah nama untuk virus corona baru yang muncul di Wuhan China. Melalui keterangan yang diunggah dalam akun Twitter @WHO, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa nama virus tersebut adalah COVID-19
"Aku mengejanya: C-O-V-I-D tanda hubung satu sembilan - COVID-19," tulis keterangan tersebut.
Dalam utas yang dibuat pada 11 Februari 2020, Tedros juga mengungkapkan bahwa nama tersebut dibuat di bawah panduan antara WHO, OIE Animal Health serta FAO.
"Kami harus mencari nama yang tidak merujuk pada lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan juga mudah dilafalkan dan berkaitan dengan penyakitnya," lanjut dia.
Tedros melanjutkan, memiliki nama penting untuk mencegah penggunaan nama lain yang bisa tidak akurat atau membuat stigma. Nama itu juga akan memberi kita format standar untuk penggunaan pada wabah virus corona yang mungkin merebak lagi di masa datang.
"Pada pukul 6 pagi waktu Genewa, sudah ada 42.708 kasus #COVID19 yang dilaporkan di #China & tragisnya sekarang sudah melebihi 1000 kematian -1017 orang di China sudah kehilangan nyawa karena virus ini. Di luar China, ada 393 kasus di 24 negara, dengan 1 kematian," kata dia.
Pekan lalu, WHO sudah melibatkan seluruh jaringan dari negara-negara perwakilan, begitu pula dengan koordinator residen PBB, untuk menginformasikan mengenai wabah dan langkah yang bisa mereka ambil. Tedros juga sudah memberi laporan singkat kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dan setuju untuk meningkatkan kekuatan seluruh sistem PBB dalam menanggapi #COVID19.
Mereka juga sudah mengaktivasi Tim Manajemen Krisis PBB untuk membantu WHO fokus pada respons kesehatan sementara agen lainnya bisa membawa ahli mereka untuk menghadapi implikasi sosial, ekonomi dan pembangunan yang lebih luas atas wabah #COVID19.
Tedros menginformasikan bahwa hari ini WHO akan mengadakan pertemuan dengan 400 ilmuwan dari seluruh dunia baik secara langsung maupun virtual. Hasil yang diharapkan dari pertemuan itu adalah roadmap atas pertanyaan yang ingin ditanyakan dan bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan itu. Karenanya, pertemuan dilakukan untuk mengkoordinasi respons terhadap situasi tersebut.
Menurut Tedros, roadmap penelitian juga penting bagi organisasi yang mendanai penelitian agar mengerti dengan jelas apa prioritas kesehatan publik, sehingga mereka bisa membuat investasi yang memberikan dampak kesehatan publik yang lebih besar.
"Pengembangan vaksin dan terapi adalah salah satu bagian penting dari agenda penelitian, tapi itu hanya satu bagian. Vaksin dan terapi butuh waktu untuk dikembangkan, tapi untuk saat ini, kami bukan tidak memiliki pertahanan," kata Tedros.