Peneliti Sebut Virus Corona Bisa Ditularkan Lewat Udara
- The South African
VIVA – Tidak dipungkiri kasus wabah virus corona (2019-nCoV) yang terjadi akhir tahun 2019 di Wuhan membuat panik masyarakat dunia. Mengingat hingga kemarin tercatat ada 910 korban tewas akibat virus corona ini. Dan sebanyak 40.553 orang terinfeksi virus corona yang mana sebanyak 6.494 di antaranya dalam kondisi kritis.
Bayang-bayang penyebaran virus ini juga membuat masyarakat panik, terlebih banyak rumor tentang bagaimana penularan virus ini. Untuk pola penyebaran virus corona diduga karena kontak langsung dengan penderita. Penyebaran yang diduga karena kontak dekat ini disebut-sebut bisa melalui droplets (percikan cairan), airbone (udara), ada yang kontak erat dengan mukosa.
Untuk kasus penularan melalui mukosa bisa terjadi apabila seseorang yang terinfeksi virus corona menggaruk matanya lalu bersalaman dengan orang lain menggunakan tangan yang sama. Saat itulah virus berpindah ke tangan orang lain.
Namun, bukan hanya itu saja, baru-baru ini diketahui bahwa virus ini juga dapat ditularkan melalui aerosol (udara). Informasi ini diumumkan oleh Zeng Qun, wakil kepala Biro Urusan Sipil Shanghai pada konferensi pers di Shanghai pada Sabtu 8 Februari lalu.
“Rute utama infeksi virus lainnya adalah penularan melalui kontak dan penularan langsung termasuk penularan melalui pernapasan menurut para ahli," kata dia seperti dikutip dari laman World of Buzz.
Para ahli yang disebut Zeng Qun adalah pakar kesehatan dan pencegahan epidemi, menurut Xinhua Net. Zeng juga menyarankan warga China untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti membatalkan semua kegiatan sosial dan pertemuan, membuka jendela secara teratur untuk menjaga sirkulasi udara dalam ruangan, serta mendisinfeksi rumah tangga.
Untuk memudahkan semua orang untuk memahami, coronavirus novel memiliki beberapa mode penularan, yaitu droplet dan yang terbaru yaitu aerosol. Tapi apa perbedaan antara droplet dan aerosol?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, coronavirus khusus ini dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, seperti halnya influenza dan penyakit pernapasan lainnya menyebar dengan eksposur maksimum jarak 3 sampai 6 kaki.
"Droplet ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru," menurut data.
Lalu bagaimana dengan transmisi aerosol? Aerosol pada dasarnya adalah partikel kecil tempat droplet menguap (inti droplet). Partikel-partikel ini dapat tetap berada di udara untuk jangka waktu yang lama (di luar tubuh), menurut e-portal Rumah Sakit Mount Sinai. Tidak hanya patogen yang tahan terhadap suhu kering, tetapi juga dapat melakukan perjalanan lebih jauh dari droplet besar.
Perbandingan singkat antara transmisi droplet dan aerosol menunjukkan bahwa viru corona baru dapat ditransmisikan bahkan ketika orang menghirup udara yang telah terkontaminasi dengan patogen.