Benarkah MSG Bikin Gemuk?
VIVA – Monosodium Glutamate (MSG) dikenal sebagai penyedap rasa karena menghasilkan cita rasa umami atau gurih. Namun, pemakaian MSG atau sering dikenal dengan sebutan micin ini, cenderung dikaitkan dengan kondisi kesehatan negatif salah satunya kegemukan.
Padahal, kondisi itu tidak berkaitan langsung dengan konsumsi MSG sendiri. Sebab, MSG hanya menjadi salah satu pemicu seseorang meningkatkan nafsu makannya dengan cita rasa yang gurih, tentunya dengan pemakaian yang tidak berlebihan.
"Masalah bukan di MSG tapi resistensi dari leptin (pusat rasa kenyang). Karena cita rasa enak, ditambah leptinnya tidak bekerja, makannya berlebih, muncul obesitas," ujar Ketua Umum PDGKl (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia), Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK(K), dalam temu media acara Sasa, di kawasan Gunawarman, Jakarta, Rabu 5 Februari 2020.
Rasa gurih yang dihasilkan ini dinamakan dengan rasa ”Umami” atau rasa kelima setelah rasa manis, asin, pahit dan asam. Kata "Umami” sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya rasa menyenangkan dan gurih.
"Pada tahun 1908, peneliti di Jepang meneliti MSG dan ternyata hasilnya memicu nafsu makan bertambah karena cita rasanya itu," terangnya.
Sejak berabad-abad yang lalu, MSG merupakan penyedap rasa alami yang diperoleh dari hasil pengolahan rumput laut dan kini dengan berkembangnya teknologi, MSG dibuat dari proses fermentasi tepung yang pengolahannya mirip seperti membuat cuka, minuman anggur (wine) ataupun yoghurt. Sehingga, pemakaiannya yang masih dalam batas wajar dan tidak berlebihan, tidak berbahaya bagi tubuh.
"Dagangan (makanan) di jalan kita tahu dosisnya (MSG) banyak. Apapun itu jika dikonsumsi, bukan cuma MSG, secara berlebih pasti dampaknya jelek," tegasnya.