Generasi Micin, Ini Takaran Tepat Penggunaan Penyedap Rasa
- Pixabay/Stocksnap
VIVA – Monosodium Glutamate atau MSG telah umum digunakan sebagai bahan penambah rasa masakan sejak puluhan tahun yang lalu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang berasumsi bahwa MSG dapat menggangu kesehatan tubuh.
Tak sedikit teori menuturkan MSG memicu masalah karena dianggap merusak otak yang berpengaruh terhadap penurunan intelegensi. Berdasarkan asumsi itu, berkembanglah istilah ”generasi micin” yang seolah-olah MSG menjadi penggambaran perilaku generasi muda yang melakukan tindakan tanpa berpikir. Meski demikian, asumsi tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Diketahui, secara kimia, MSG berbentuk seperti bubuk Crystalline berwarna putih yang terkandung atas 78 persen asam glutamat dan 22 persen sodium dan air. Asam glutamat yang terkandung dalam MSG tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang terkandung dalam tubuh manusia dan dalam bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai dan tomat.
"Penggunaan bumbu penyedap rasa tidak berbahaya bagi kesehatan selama penggunaannya dilakukan dengan bijak, yang artinya bahan penyedap rasa itu digunakan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan. Takaran amannya 10 miligram per kilogram berat badan," ujar Ketua Umum PDGKl (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK(K), dalam temu media Sasa, di kawasan Gunawarman, Jakarta, Rabu 5 Februari 2020.
Prof Pudji memberikan contoh, jika berat badan seseorang sekitar 60 kg, maka takaran yang aman yaitu sekitar 6 gram atau satu sendok teh per hari. Menggunakan MSG dalam porsi yang tepat dan seperlunya, tentunya membuat tubuh tetap sehat dan tidak perlu dikhawatirkan bahwa MSG tersebut memberikan efek negatif terhadap kesehatan.
Berdasarkan hasil riset yang telah dipublikasikan pada tahun 2015 di jurnal terbuka berjudul ”Flavour”, berisikan berbagai artikel mengenai ”The Science of Taste”. Dalam hasil riset itu disebutkan bahwa rasa umami dapat memperbaiki rasa makanan rendah kalori yang mana hal itu justru dapat menguntungkan bagi kesehatan. Selain memberikan rasa gurih jika dibubuhkan ke dalam masakan, MSG memberikan aroma khas jika dibubuhkan ke dalam makanan olahan.
"Hal ini yang perlu disadari oleh masyarakat agar persepsi mengenai penggunaan MSG tidak lagi rancu dan mengakibatkan tumbuhnya berbagai asumsi yang kurang tepat," terangnya.