Antraks Mewabah, Tak Ada Larangan Wisatawan ke Gunung Kidul
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA – Kasus antraks yang meluas di kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, tercatat positif menyebar ke manusia sebanyak 21 orang dan salah satunya meninggal dunia. Meski begitu, Kementerian Kesehatan RI tak melarang masyarakat untuk berlibur ke kawasan tersebut.
"Tingkatkan kewaspadaan tanpa kepanikan. Jadi tidak ada larangan berkunjung ke Gunung Kidul. Kalau dengar (isu itu), tidak boleh ke Gunung Kidul karena ada wabàh antraks, itu enggak benar," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono dalam temu media di gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin 20 Januari 2020.
Bahkan, tak ada larangan untuk mengonsumsi menu kuliner khas Yogyakarta yang berbahan dasar daging sapi dan kambing. Seperti diketahui, penyebaran antraks dari hewan ke manusia salah satunya dengan mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi antraks.
Di Yogyakarta, beragam sajian kuliner berbahan dasar daging hewan ternak memang cukup beragam. Sebut saja beberapa sajian sate yang khas seperti sate klatak dari bahan dasar daging kambing, di mana memang menjadi makanan favorit banyak orang.
"Mau makan sate, silakan saja asal memastikan satenya berasal dari hewan yang sudah dapatkan surat keterangan hewan sehat," terangnya.
Selain itu, pemerintah juga mengupayakan agar tenaga kesehatan semakin diperkuat di Gunung Kidul. Sebab, diakui Dirjen Anung, tak banyak tenaga kesehatan yang memahami tanda gejala dari antraks pada manusia.
"Tenaga kesehatan di Gunung Kidul pun jarang yang tahu gejala dan penanganannya. Upaya penguatan dengan mengenali tanda, baik pada antraks kulit, antraks pencernaan, antraks saluran pernafasan, dan antraks meningitis," jelasnya.