Stunting hingga Anemia, RI Hadapi Masalah Tripel Burden Soal Gizi
- Pexels
VIVA – Masalah gizi di Indonesia cukup mengkhawatirkan, menurut data Global Nutrition Report 2018, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mengalami permasalahan gizi triple burden.
Permasalahan ini tidak hanya mengenai defisiensi energi dan protein, seperti underweight, wasting dan stunting, tapi juga gizi lebih dan defisiensi mikronutrien.
Riset Kesehatan Dasar 2018, menunjukkan bahwa prevalensi balita underweight yaitu sebesar 17,7 persen, stunting 30,8 persen, wasting 10,2 persen dan obesitas pada balita sebesar 8 persen.
Sementara itu, prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 48,9 persen, dan prevalensi Wanita Usia Subur (WUS) Kurang Energi Kronis (KEK) masih tinggi, yaitu 17, 3 persen.
Di sisi lain, riset yang sama di tahun 2013, menunjukkan anemia pada kelompok remaja putri usia 15-24 tahun mencapai 18,4 persen.
Untuk itu, Nutrition International bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, Australia (melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan/DFAT) dan Kanada, membentuk program Micronutrient Supplementation for Reducing Mortality and Morbidity (MITRA).
"MITRA merupakan program suplementasi zat gizi mikro terintegrasi untuk menurunkan anemia pada ibu hamil, serta menurunkan kesakitan dan kematian pada balita di 20 kabupaten di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujar Dr. Kirana Pritasari, MQIH, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa 14 Januari 2020.
Program yang dibentuk sejak Agustus 2015 ini telah menjangkau sekitar 211 ribu ibu hamil untuk mendapatkan suplemen Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam folat. Lebih dari 720 ribu balita mendapatkan dua kapsul vitamin A sesuai dosis, dan lebih dari 64 ribu anak di bawah usia lima tahun menderita diare, mendapatkan penanganan dengan pemberian tablet Zinc dan oralit.
"Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan stunting. Kita pahami bersama upaya penguatan zat gizi mikro merupakan bagian dari kegiatan spesifik untuk menurunkan stunting. Kami ingin mendiskusikan cara meningkatkan kegiatan inovatif ini ke kabupaten lain, terutama untuk kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi,” kata dia.
Berbagai kegiatan telah dilaksanakan mulai dari peningkatan kapasitas, advokasi, penguatan manajemen program, monitoring evaluasi dalam pemberian TTD pada ibu hamil, pemberian vitamin A dan pemberian zinc pada diare.
Banyak praktik baik yang sudah dilakukan di 20 kabupaten pada dua provinsi tersebut sebagai pembelajaran untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi perempuan dan anak-anak yang rentan dan meningkatkan komitmen untuk penguatan program suplementasi gizi mikro yang berkontribusi dalam penurunan stunting.
"Program MITRA telah meningkatkan pelaksanaan program integrasi zat gizi mikro dengan hasil yang signifikan pada berbagai aspek, termasuk menghitung perkiraan kebutuhan, penganggaran, dan pengadaan zat gizi mikro," tutur Dr. Kirana.
Selain itu, strategi yang digunakan oleh staf Puskesmas (atau pusat layanan kesehatan masyarakat lain, seperti Poskesdes dan Pustu) dapat memberikan konseling kepada pengasuh balita untuk memberikan oralit dan zinc daripada memberikan antibiotik untuk mengobati diare pada balita, serta meningkatkan advokasi untuk memengaruhi pemerintah kabupaten dalam menyediakan anggaran yang memadai untuk intervensi zat gizi mikro.