Bahaya Obat Bius yang Digunakan Reynhard Sinaga Bisa Picu Kematian
- Youtube
VIVA – Nama Reynhard Sinaga menjadi perbincangan setelah divonis hukuman seumur hidup Pengadilan Manchester, atas kasus perkosaan yang dilakukannya terhadap lebih dari 190 korban. Saking kejinya perbuatan yang ia lakukan, Hakim menyebutnya sebagai predator seksual setan,
Dari persidangan diketahui bahwa Reynhard memperkosa korbannya dengan terlebih dahulu memberikan obat bius yang dicampurkan ke dalam minuman yang ditawarkan kepada korban. Obat bius tersebut diketahui bernama Gamma hydroxybutyrate.
Menurut dokter adiksi, dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, dr Hari Nugroho, M.Sc obat ini mulanya dipergunakan untuk tujuan medis. Tapi obat ini kemudian dinyatakan dilarang di sejumlah negara di Eropa.
Baca Juga: Ini Obat Bius yang Digunakan Reynhard Sinaga untuk 'Lumpuhkan' Korban
"GHB itu tadi kalau secara streetname dikenal sebagai G atau liquid ekstasi, dan memang lebih banyak dikenal dan dipakai secara rekreasional di Eropa dan GHB dikenal sebagai rape drug di klub malam mengincar seseorang mengincar seseorang menawarkan minuman yang dicampur GHB ini," ungkap Hari saat dihubungi VIVA, Selasa, 7 Januari 2019.
Hari menjelaskan bahwa GH bekerja sebagai depresan yang membuat penggunanya mengalami efek kantuk dan juga memperlambat proses pernapasan. Ia mengungkapkan bahwa sifatnya yang cair membuatnya mudah tersadarkan di dalam minuman.
Selain itu, lanjut Hari, GHB juga dikenal sebagai chemsex atau chemical sex yang digunakan untuk memberikan sensasi berbeda pada saat berhubungan seks. Dalam memperlancar niat buruknya para pelaku kerap menggunakan GHB dalam jumlah besar sehingga membuat korban menjadi overdosis.
"Tentu saja efeknya tergantung seberapa banyak, dan tergantung berat badan dsb, Dan perlu diketahui bersama, GHB efeknya sangat cepat dan hilang sekitar 10-20 menit ketika lagi high terus hilang, dan membuat ingin tambah," kata dia.
Pengguna merasa bahwa efek yang ditimbulkan dari obat tersebut telah hilang sehingga mereka menambah dosisnya. Padahal lanjut Hari, GHB ini tidak benar-benar mudah hilang. Artinya semakin ditambah dosis dan jumlahnya semakin berakumulasi pula obat itu di dalam tubuh.
"GHB ini memang bisa berbahaya karena tadi sifatnya akumultatif dalam tubuh kita kehilangan kontrol kemudian terus untuk karena sifatnya depresan kita bisa mengalami gagal pernapasan, menjadi tertekan dan gak bisa napas tidak sadarkan diri, dan bisa menyebabkan kematian," ungkap Hari.