Setiap Tahun 13 Ribu Balita Resisten Obat Tuberkulosis

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit pada paru yang bisa menyerang usia berapa saja, termasuk kelompok usia anak. Bahkan, tahun 2018 ditemukan sebanyak 1,1 juta anak di bawah usia 15 tahun terjangkit Tb.

Dari perkiraan 1,1 juta anak di bawah usia 15 yang menjadi sakit dengan TB di seluruh dunia itu, diperkirakan 32.000 memiliki Tuberkulosis Tahan Obat (TB-DR). Dari mereka, hanya kurang dari 5 persen didiagnosis dan menerima perawatan. Bahkan lebih sedikit dari mereka yang berusia di bawah lima tahun menerima perawatan.

"Jadi ada 13 ribu anak di bawah 5 tahun yang resisten setiap tahun terhadap obat TB dan di antara itu hanya 500 yang tertangani. Jadi ada banyak yang tak terdiagnosa atau salah diagnosa. Itu fatal banget ya. Ini penyakit yang harus ditangani, kasihan anak-anak kena dan terpapar," ujar Chief of Global Drug Facility, Stop TB Partnership, dr. Brenda Waning, dalam temu media di ?awasan Kuningan, Jakarta, Selasa 10 Desember 2019.

Brenda melanjutkan, 500 anak secara global dengan TB-DR yang menerima pengobatan, dan mereka yang dirawat diberi obat-obatan yang ditujukan untuk digunakan pada orang dewasa. Padahal, anak-anak memerlukan formulasi berbeda untuk perawatan dibandingkan orang dewasa-yang lebih sesuai dengan ukuran anak yang lebih kecil dan yang dapat diambil lebih mudah.

Untuk itu, Brenda menuturkan bahwa telah dikembangkan obat TB-DR yang ramah pada anak. Obat ini didispersikan dalam air sehingga mudah dikonsumsi oleh anak.

"Obat ini dikembangkan oleh industri dan kami punya contohnya. Ada dosis untuk anak-anak dan tinggal masukan obat ke dalam air lalu obat akan mencair baru bisa diminum, sebanyak 1 kali per hari selama 1 tahun. Rasanya nyaman dan disukai anak," jelasnya lagi.

Inisiatif TB-DR untuk anak bertujuan untuk memastikan akses ke perawatan terbaik untuk anak-anak yang menderita salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Dengan perkembangan obat ini, Brenda berharap akan tersisa sedikit anak-anak dengan DR-TB yang didiagnosis dan dirawat secara global.