Jangan Anggap Sepele Neuropati Diabetes, Waspadai Gejalanya

Ilustrasi kaki/kesemutan/varises/ asam urat
Sumber :
  • Pexels/EVG photos

VIVA – Diabetic peripheral neuropathy atau neuropati diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes paling sering muncul. Sekitar 16 hingga 66 persen penderita diabetes kerap mengalami hal ini.

"Pada penderita diabetes, kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah yang memberikan nutrisi ke sel saraf, sehingga dapat merusak sel saraf," ungkap Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, saat ditemui dalam acara Media Briefing P&G Health: Cegah Neuropati, Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Diabetes, di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2019.

Hal itu, lanjut Mardi, yang menyebabkan penderita diabetes memiliki risiko tinggi terkena kerusakan saraf tepi atau neuropati perifer. Jika diabetes dan kerusakan saraf tidak segera ditangani sedini mungkin, maka akan mencapai tahap krusial, sehingga kelainan saraf tersebut makin sulit untuk dapat pulih seperti semula. Tapi apa saja sih gejalanya?

"Neuropati diabetes menimbulkan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit. Gejala ini akan semakin muncul jika durasi diabetes cukup lama dan kadar gula tidak terkontrol," kata Mardi.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid, juga menjelaskan bagi penderita diabetes, gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit sangat mempengaruhi kualitas hidup. Bahkan jika tidak diatasi, rasa kebas dapat memungkinkan penderita tidak merasakan jika terluka atau terkena benda tajam.

"Jika sampai terjadi luka, penderita diabetes akan menurun kualitas hidupnya dan berpengaruh terhadap kondisi keluarga secara keseluruhan," kata Dwi.

Oleh karena itu, keluarga berperan sangat penting, terutama untuk memastikan penderita diabetes mengontrol gula darah dan mampu mengelola diri secara optimal. Seperti diketahui data International Federation (IDF) Tahun 2017 menunjukkan bahwa 50 persen penderita diabetes berisiko terkena gejala neuropati.

Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 10 juta kasus diabetes dan data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2018 sebesar 10,9 persen yang menggunakan konsensus PERKENI 2015.