Dinkes DKI Ingatkan Risiko Diabetes jika Sering Minum Boba

Ilustrasi bubble drink/bubble tea/minuman bubble.
Sumber :
  • Pixabay/sam651030

VIVA – Kepala Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid mengingatkan bahaya diabetes yang mengintai jika terlalu sering konsumsi minuman dengan tambahan boba. Ia mengatakan bahwa asupan gula berlebih bisa membuat gula darah meningkat drastis.

Minuman dengan tambahan boba atau bubble saat ini kian tren di berbagai kalangan karena rasanya yang manis dan bisa menunda rasa lapar. Meski begitu, bahaya terlalu sering konsumsi minuman dengan boba bisa memicu diabetes hingga penyakit jantung

"Minuman seperti itu memang 1 cup bisa sampai 200 kalori dan gulanya tinggi. Boba atau bubble itu merupakan sumber karbohidrat karena dari tepung. Itu kalau kelebihan jadi glukosa yang ditimbun jadi lemak sehingga risiko penyakit diabetes," ujar Dwi dalam acara Nutrifood di kawasan Bangka, Jakarta, Rabu, 5 November 2019.

Dari risiko penyakit diabtes ìtu, Dwi menuturkan bakal ikut menyeret tiga penyakit tidak menular lainnya seperti stroke, hipertensi, dan jantung. Sebab, lemak berlebih yang ditimbun oleh tubuh bisa menyumbat pembuluh darah dan berisiko menghambat peredaran darah yang dibutuhkan organ-organ penting di tubuh.

"Dari lemak itu, membuat dinding pembuluh darah berubah menjadi lebih rentan penyumbatan. Memunculkan hipertensi lalu penyakit jantung dan percepat terjadinya penyakit tidak menular lain seperti stroke," lanjut Dwi.

Ia pun menegaskan agar asupan minuman manis bisa dibatasi dengan prinsip pola hidup yang seimbang. Terlebih, batasan gula dalam satu hari hanya boleh sebanyak 4 sendok makan untuk menurunkan risiko kelebihan gula yang memicu penyakit diabetes.

"Jadi kalau kita mau menikmati minuman manis prinsipnya tidak sering dan seimbang artinya olahraga cukup, makan serat dan buah cukup. Kurangi kadar gula dengan minta less sugar sehingga porsi gula tidak sebanyak standarnya," kata dia.