Melahirkan Normal Setelah Pernah Operasi Caesar, Lebih Bahaya?

Ilustrasi kehamilan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Masih banyak pemahaman keliru di masyarakat terkait dengan proses melahirkan. Banyak masyarakat menganggap bahwa persalinan secara normal atau melalui vagina lebih baik ketimbang pembedahan di perut atau caesar.

Sehingga banyak perempuan yang ingin sekali melahirkan secara normal, bahkan setelah mereka melahirkan secara caesar. Tapi, seberapa amankah sebenarnya hal itu?

Menurut sebuah studi terbaru, setelah seorang wanita melahirkan melalui operasi caesar, upaya persalinan lewat vagina jauh lebih berisiko bagi ibu dan bayi. Para peneliti di University of Oxford mengumpulkan data lebih dari 70.000 kelahiran di Skotlandia antara tahun 2002 dan 2015.

Di antara wanita yang berusaha melahirkan melalui vagina setelah bedah Caesar sebelumnya, 28 persen harus menjalani operasi caesar darurat. Mencoba persalinan lewat vagina dikaitkan dengan risiko tambahan pecahnya uterus, transfusi darah, infeksi di seluruh tubuh dan cedera akibat operasi.

Risiko untuk bayi termasuk meninggal saat melahirkan, masuk ke unit neonatal dan resusitasi menggunakan obat atau inkubasi.

Untuk ibu, risiko absolut dari semua komplikasi ini memang rendah atau 2 persen pada mereka yang mencoba kelahiran lewat vagina dan 1 persen dari mereka yang memiliki operasi caesar. Sementara itu,  pada bayi risiko komplikasi sebesar 8 persen percobaan kelahiran melalui vagina dan 6 persen dari operasi Caesar berikutnya.

"Temuan kami dapat digunakan untuk pertimbangan dan mengelola wanita dengan operasi sesar sebelumnya. Dan harus dipertimbangkan bersamaan dengan bukti yang ada tentang peningkatan risiko morbiditas ibu serius pada kehamilan berikutnya. Hal ini terkait dengan operasi sesar berulang elektif," katanya Kathryn Fitzpatrick, seorang ahli epidemiologi di Departemen Kesehatan Populasi Nuffield di Oxford, memimpin penelitian, yang dipublikasikan secara online dalam jurnal PLOS Medicine.